27 September 2008

Pic of US Army at destroyed Saddam Husein Statue

IQ test on war on Iraq

IQ test on war on Iraq

Here's some information worth knowing that you'll never get on CNN. Do you know enough to justify going to war with Iraq? Take the War on Iraq IQ Test:

1. Q: What percentage of the world's population does the U.S. have?

A: 6%

2. Q: What percentage of the world's wealth does the U.S. have?

A: 50%

3. Q: Which country has the largest oil reserves?

A: Saudi Arabia

4. Q: Which country has the second largest oil reserves?

A: Iraq

5. Q: How much is spent on military budgets a year worldwide?

A: $900+ billion

6. Q: How much of this is spent by the U.S.?

A:50%

7. Q: What percent of US military spending would ensure the essentials of life to everyone in the world, according the the UN?

A: 10% (that's about $45 billion, the amount of funding initially requested to fund our retaliatory attack on Afghanistan).

8. Q: How many people have died in wars since World War II?

A: 86 million

9. Q: How long has Iraq had chemical and biological weapons?

A: Since the early 1980's.

10. Q: Did Iraq develop these chemical and biological weapons on their own?

A: No, the materials and technology were supplied by the US government, along with Britain and private corporations.

11. Q: Did the US government condemn the Iraqi use of gas warfare against Iran?

A: No

12. Q: How many people did Saddam Hussein kill using gas in the Kurdish town of Halabja in 1988?

A: 5,000

13. Q: How many western countries condemned this action at the time?

A:0

14. Q: How many gallons of Agent Orange did America use in Vietnam?

A: 17 million.

15. Q: Are there any proven links between Iraq and September 11th terrorist attack?

A: No

16. Q: What is the estimated number of civilian casualties in the Gulf War?

A: 35,000

17. Q: How many casualties did the Iraqi military inflict on the western forces during the Gulf War ?

A: 0

18. Q: How many retreating Iraqi soldiers were buried alive by U.S. tanks with ploughs mounted on the front?

A: 6,000

19. Q: How many tons of depleted uranium were left in Iraq and Kuwait after the Gulf War?

A: 40 tons

20. Q: What according to the UN was the increase in cancer rates in Iraq between 1991 and 1994? A: 700%

21. Q: How much of Iraq's military capacity did America claim it had destroyed in 1991?

A: 80%

22. Q: Is there any proof that Iraq plans to use its weapons for anything other than deterrence and self defense?

A: No

23. Q: Does Iraq present more of a threat to world peace now than 10 years ago?

A: No

24. Q: How many civilian deaths has the Pentagon predicted in the event of an attack on Iraq in 2002/3?

A: 10,000

25. Q: What percentage of these will be children?

A:Over 50%

26. Q: How many years has the U.S. engaged in air strikes on Iraq?

A: 11 years

27. Q: Was the U.S and the UK at war with Iraq between December 1998 and September 1999?

A: No

28. Q: How many pounds of explosives were dropped on Iraq between December 1998 and September 1999?

A: 20 million

29. Q: How many years ago was UN Resolution 661 introduced, imposing strict sanctions on Iraq's imports and exports?

A: 12 years

30. Q: What was the child death rate in Iraq in 1989 (per 1,000 births)?

A: 38

31. Q: What was the estimated child death rate in Iraq in 1999 (per 1,000 births)?

A: 131 (that's an increase of 345%)

32. Q: How many Iraqis are estimated to have died by October 1999 as a result of UN sanctions?

A: 1.5 million

33. Q: How many Iraqi children are estimated to have died due to sanctions since 1997?

A: 750,000

34. Q: Did Saddam order the inspectors out of Iraq?

A:No

35. Q: How many inspections were there in November and December 1998?

A:300

36. Q: How many of these inspections had problems?

A:5

37. Q: Were the weapons inspectors allowed entry to the Ba'ath Party HQ?

A: Yes

38. Q: Who said that by December 1998, Iraq had in fact, been disarmed to a level unprecedented in modern history?

A: Scott Ritter, UNSCOM chief.

39. Q: In 1998 how much of Iraq's post 1991 capacity to develop weapons of mass destruction did the UN weapons inspectors claim to have discovered and dismantled?

A: 90%

40. Q: Is Iraq willing to allow the weapons inspectors back in?

A:Yes

41. Q: How many UN resolutions did Israel violate by 1992?

A: Over 65

42. Q: How many UN resolutions on Israel did America veto between 1972 and 1990?

A: 30+

43. Q: How much does the U.S. fund Israel a year?

A: $5 billion

44. Q: How many countries are known to have nuclear weapons?

A: 8

45. Q: How many nuclear warheads does Iraq have?

A: 0

46. Q: How many nuclear warheads does US have?

A: over 10,000

47. Q: Which is the only country to use nuclear weapons?

A: the US

48. Q: How many nuclear warheads does Israel have?

A:Over 400

49. Q: Has Israel ever allowed UN weapons inspections?

A: No

50. Q: What percentage of the Palestinian territories are controlled by Israeli settlements?

A: 42%

51. Q: Is Israel illegally occupying Palestinian land?

A: Yes

52. Q: Which country do you think poses the greatest threat to global peace: Iraq or the U.S.?

A: ?

53. Q: Who said, "Our lives begin to end the day we become silent about things that matter"?

A: Dr. Martin Luther King, Jr.

http://www.informationclearinghouse.info/article1472.htm

Behind Iraq War

http://www.sabili.co.id

EKSLUSIF HARUN YAHYA

DI BALIK PERANG IRAK

Meski seluruh dunia menentang, Amerika tetap menyerang Irak. Rencana penyerangan ini telah dipersiapkan puluhan tahun oleh para ahli strategi Israel. Dalam upayanya mewujudkan strategi pelemahan atau pemecahbelahan negara-negara Arab Timur Tengah, Israel memasukkan Mesir, Suriah, Iran dan Saudi Arabia dalam daftar sasaran berikutnya. Saat tulisan ini disusun, Amerika Serikat (AS) telah penggempuran Irak, bahkan perang nyaris usai. Di balik sikap keras kepala AS ini, sebenarnya Israel adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas pertumpahan dara dan penderitaan di Timur Tengah sejak awal abad kedua puluh. Israel mempunyai sejarah panjang hendak memecah belah Irak.

Rencana Israel Membagi Irak

Laporan berjudul A Strategy for Israel in the Nineteen Eighties oleh Kivunim, majalah berbahasa Ibrani yang diterbitkan oleh Departemen Informasi Israel menyebutkan, bahwa Timur Tengah harus menjadi pemukiman Israel. Laporan ini ditulis oleh Oded Yinon, seorang wartawan Israel

yang mempunyai kedekatan dengan Kementerian Luar Negeri Israel, saat itu.

Irak, negeri kaya minyak yang terus dirundung perpecahan di dalam menjadi sasaran Israel. Bagi Israel, mengakhiri Irak dulu lebih penting dibanding menghabisi Suriah. Sebagian besar penduduk Irak adalah Syiah, sebagian lagi dari kelompok Sunni. Selain itu, di wilayah Utara ada suku Kurdi. Dari total penduduk Irak, hanya kaum elit dan sejumlah kecil saja yang memiliki andil menjalankan kekuasaan dan politik negara.

Di Irak, pembagian provinsi dilakukan berdasarkan garis suku dan agama, sebagaimana yang diterapkan semasa Khalifah Utsmaniyyah. Secara sederhana, Irak akan terbagi atas negara-negara kecil di sekitar tiga kota utama; Basra, Baghdad dan Mosul. Wilayah Syiah di Selatan akan terpisah dari wilayah Sunni dan juga Kurdi di Utara.

Skenario ini sudah terlaksana pasca Perang Teluk tahun 1991. Irak, secara efektif telah dibagi menjadi tiga wilayah dengan batasan zona larangan terbang yang diterapkan oleh Amerika. Penerapan strategi Israel dilakukan sejak Saddam menyerbu Kuwait pada tanggal 1 Agustus 1990. Israel menjadi pemimpin bagi kekuatan-kekuatan yang mendorong terjadinya

krisis itu. Israel adalah pendukung tergigih sikap yang dianut AS menyusul serangan terhadap Kuwait. Kalangan Israel bahkan menganggap AS bersikap moderat, dan menginginkan adanya kebijakan yang lebih keras. Bahkan Presiden Israel, Chaim Herzog, menganjurkan agar AS menggunakan bom nuklir. Di sisi lain, lobi Israel di AS tengah berupaya untuk mendorong terjadinya serangan berskala luas atas Irak.

Seluruh serangan AS atas Irak ini sesungguhnya dirancang demi kepentingan Israel. Komentator terkenal, Pat Buchanan, merangkum pandangan ini dalam kalimat, "Hanya ada dua kelompok yang menabuh genderang perang di Timur Tengah - Kementerian Pertahanan Israel dan kelompok pendukungnya di Amerika Serikat."

Israel serius dalam hal ini. Aksi kampanye sebagian besar memang dilakukan secara rahasia, dan melibatkan Mossad, Dinas Rahasia Israel. Mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, memberikan informasi penting mengenai hal ini. Menurutnya, Israel berkeinginan melancarkan peperangan bersama AS melawan Saddam jauh sebelum krisis Teluk. Bahkan Israel telah memulainya beberapa saat setelah Perang Iran-Irak berakhir. Ostrovsky melaporkan bahwa departemen Perang Psikologi Mossad (LAP – LohAma Psicologit) melancarkan kampanye ampuh menggunakan teknik disinformasi. Kampanye ini ditujukan untuk menampilkan Saddam sebagai seorang diktator berdarah dan ancaman bagi perdamaian dunia. (Victor Ostrovsky, The Other Side of Deception, hlm. 252-254).

Agen Mossad tentang Perang Teluk Ostrovsky menjelaskan, Mossad menggunakan para agennya dan simpatisannya di seluruh dunia dalam kampanye untuk hal ini. Tak kurang dari Amnesty International atau Sayanim, sukarelawan Yahudi di Kongres AS dikerahkan untuk hal ini. Salah satu cara kampanye yang digunakan adalah cara keji seperti rudal-rudal Irak yang diluncurkan ke sasaran sipil saat perang Iran-Irak. Di kemudian hari, rudal-rudal yang sesungguhnya diarahkan oleh Mossad dengan bantuan satelit dari Amerika ini dijadikan alat propaganda. Setelah mendukung Saddam selama perangmelawan Iran, Israel kini menampilkan Saddam sebagai monster.

Ostrovsky menulis: Para petinggi Mossad mengetahui, jika berhasil menampilkan Saddam sebagai sosok yang jahat dan bisa menjadi ancaman bagi pasokan minyak Teluk, maka Saddam tak akan dibiarkan begitu saja. Mereka akan menghancurkan kekuatan dan senjata Irak. (Victor Ostrovsky, The Other Side of Deception, hlm. 254) Israel sangat keras dalam hal ini. Pada tanggal 4 Agustus 1990, Menteri Luar Negeri Israel, David Levy, mengeluarkan ancaman menggunakan bahasa diplomatis kepada William Brown, Duta Besar AS untuk Israel. Ia mengatakan bahwa Israel menginginkan AS memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Israel sejak awal krisis Teluk. Dengan kata lain, AS harus menyerang Irak. Menurut Levy, jika AS tidak melakukannya, Israel akan melancarkannya sendiri. (Andrew and Leslie Cockburn, Dangerous Liaison, hlm. 356.)

Sungguh, akan sangat menguntungkan Israel jika AS menyerang Irak. Israel menang tanpa turut berperang, dan inilah yang terjadi. Meski tak terlibat langsung, kalangan Israel terlibat aktif dalam perencanaan perang ini. Sejumlah pejabat AS yang terlibat merancang Operation Desert Storm (Operasi Badai Gurun) menerima arahan taktis jitu dari kalangan Israel bahwa "cara terbaik melukai Saddam adalah dengan melancarkan serangan terhadap keluarganya."

Kampanye propaganda yang diilhami Mossad sebagaimana dilaporkan Ostrovsky membentuk dukungan publik dalam Perang Teluk. Sekali lagi, para pembantu lokal Mossad-lah yang berperan menyulut api peperangan. Lembaga lobi Hill and Knowlton, yang dikendalikan oleh Tom Lantos dari lobi Israel, mempersiapkan rancangan yang dramatis guna meyakinkan para

anggota Konggres perihal perang melawan Saddam.

Turan Yavuz, wartawan Turki terkemuka, memaparkan kejadian pada tanggal 9 Oktober 1990. Lembaga Hill and Knowlton mengadakan pertemuan dengan kongres membahas kebiadaban Irak. Dalam pertemuan tersebut didatangkan sejumlah saksi mata yang menceritakan kebiadaban tentara-tentara Irak atas perintah Saddam. Tentara-tentara itu membunuh bayi-bayi yang baru lahir di bangsa rumah sakit. Saksi mata tersebut dengan rinci mengatakan, tentara Irak telah membunuh 300 bayi di satu rumah sakitsaja. Berita itu sungguh mengguncang anggota kongres saat itu.

Tapi, belakangan terbongkar bahwa saksi mata yang dihadirkan oleh Hill and Knowlton adalah anak perempuan Duta Besar Kuwait untuk Washington. Kendatipun demikian, kisah yang dituturkan anak perempuan tersebut sudah cukup bagi para anggota Kongres untuk menjuluki Saddam sebagai "Hitler". (Turan Yavuz, ABD’nin Kürt Kartý (The US’ Kurdish Card), hlm. 307)

Hal ini mengarahkan pada satu kesimpulan: Israel berperan penting dalam kebijakan Amerika Serikat untuk melancarkan perang pertamanya atas Irak. Perang yang kedua tidaklah banyak berbeda.

Berlawanan dengan keyakinan masyarakat luas, rencana menyerang Irak dan menggulingkan rezim Saddam Hussein dengan kekuatan senjata telah dipersiapkan dan dicanangkan dalam agenda Washington sejak lama. Bahkan sebelum dilancarkannya "perang mewalan terror," yang mengemuka pasca peristiwa 11 September. Isyarat pertama atas rencana ini mengemuka pada tahun 1997. Sekelompok ahli strategi pro-Israel di Washington mulai memunculkan skenario penyerangan atas Irak dengan memanfaatkan lembaga think-tank neo-konservatif, yang dinamakan PNAC, Project for The New American Century.

Sebuah artikel berjudul "Invading Iraq Not a New Idea for Bush Clique: 4 Years Before 9/11 Plan Was Set" (Penyerangan atas Irak Bukan Gagasan Baru bagi Kelompok Bush) yang ditulis William Bruch dan diterbitkan di the Philadelphia Daily News, memaparkan fakta berikut: Rumsfeld, Wakil Presiden Dick Cheney, dan sekelompok kecil ideolog konservatif telah memulai wacana penyerangan Amerika atas Irak sejak 1997 - hampir empat tahun sebelum serangan 11 September dan tiga tahun sebelum Presiden Bush memegang pemerintahan.

Sekelompok pembuat kebijakan sayap kanan yang terdengar mengkhawatirkan, yang tidak begitu dikenal, yang disebut Proyek bagi Abad Amerika Baru, atau PNAC - yang berhubungan erat dengan Cheney, Rumsfeld, deputi tertinggi Rumsfeld, Paul Wolfowitz, dan saudara lelaki Bush, Jeb - bahkan mendesak presiden waktu itu, Clinton, untuk menyerbu Irak di bulan Januari 1998. (William Bunch, Philadelphia Daily News, 27 Jan. 2003)

Minyakkah yang Menjadi Tujuan Sebenarnya?

Mengapa para anggota PNAC sangat bersikukuh untuk menggulingkan Saddam? Meskipun minyak melatarbelakangi pernyataan kebijakan PNAC terhadap Irak, namun tampaknya ini bukanlah pendorong utama. Ian Lustick, seorang profesor ilmu politik Universitas Pennsylvania dan ahli Timur Tengah, yang juga pengecam kebijakan Bush mengatakan, bahwa minyak dipandang oleh para pendukung perang sebagai cara untuk membayar operasi militer yang sangat mahal.

"Saya dari Texas, dan setiap orang perminyakan yang saya kenal menentang tindakan militer terhadap Irak," kata Schmitt dari PNAC. "Pasar minyak tidak perlu diganggu."

Lustick yakin bahwa dalang tersembunyi yang sangat berpengaruh kuat kemungkinan adalah Israel. Ia mengatakan para pendukung perang dalam pemerintahan Bush yakin bahwa parade pasukan di Irak akan memaksa Palestina menerima rancangan perdamaian yang menguntungkan Israel…(William Bunch, "Invading Iraq not a new idea for Bush clique" Philadelphia Daily News, 27 Jan. 2003)

Jadi, inilah dorongan utama di balik rencana untuk menyerang Irak: membantu strategi Israel di Timur Tengah. Fakta ini juga ditengarai oleh sejumlah ahli Timur Tengah lainnya.

Cengiz Çandar, ahli Timur Tengah asal Turki, memaparkan kekuatan sesungguhnya di balik rencana penyerangan atas Irak ini. Siapakah yang mengarahkan serangan atas Irak? Wakil Presiden Dick Cheney, Menteri Pertahanan Rumsfeld, Penasihat Keamanan Dalam Negeri Condoleeza Rice. Mereka inilah para pendukung "tingkat tinggi" terhadap penyerbuan tersebut. Akan tetapi, selebihnya dari gunung es tersebut sungguh lebih besar dan lebih menarik.

Terdapat sejumlah "lobi." Yang terdepan di barisan lobi ini adalah tim Jewish Institute for Security Affairs (JINSA). JINSA, adalah kelompok kanan Israel pro-Likud yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan industri-industri senjata AS. Mereka memiliki hubungan erat dengan "lobi persenjataan" Lockheed, Northrop, General Dynamics dan industri militer Israel. Prinsip mendasar JINSA adalah, menjadikan keamanan AS dan Israel sebagai hal yang tak terpisahkan. Dengan kata lalin, keduanya adalah sama.

Tujuan JINSA tidak terbatas pada merobohkan rezim Saddam di Irak, tetapi juga mendukung penggulingan rezim Saudi Arabia, Syria, Mesir dan Iran dengan logika "perang total", yang diikuti dengan "penegakan" demokrasi. Dengan kata lalin, sejumlah Yahudi Amerika yang seirama dengan kelompok-kelompok paling ekstrim di Israel sekarang terdiri atas orang-orang yang mendukung perang di Washington. (Cengiz Çandar, "Iraq and the ‘Friends of Turkey’ American Hawks", Yeni Þafak, 3 September 2002.)

Proyek Israel "Penguasaan Dunia secara Diam-diam"

Terdapat kalangan di Washington yang mendorong terjadinya perang yang awalnya dilancarkan terhadap Irak. Setelah itu terhadap Saudi Arabia, Syria, Iran dan Mesir. Ciri mereka paling kentara adalah mereka berbaris di samping, dan bahkan sama dengan, "lobi Israel".

Tak menjadi soal betapa sering mereka berbicara tentang "kepentingan Amerika," orang-orang ini sebenarnya mendukung kepentingan Israel. Strategi melancarkan peperangan terhadap seluruh Timur Tengah yang menjadikan seluruh rakyat bangkit melawan AS ini tidak akan menguntungkan AS. Penggunaan strategi seperti ini hanya mungkin dapat dilakukan jika AS tunduk pada Israel, melalui lobi Israel, yang luar biasa berpengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri negara tersebut.

Di belakang strategi yang mulai dijalankan pasca 11 September dan yang ditujukan untuk merubah peta seluruh dunia Islam, terdapat rencana rahasia Israel untuk "menguasai dunia." Sejak pendiriannya, Israel telah bercita-cita merubah peta Timur Tengah, menjadikannya mudah diatur sehingga tidak lagi menjadi ancaman baginya. Israel telah menggunakan pengaruhnya di AS untuk tujuan ini di tahun-tahun terakhir. Keadaan pasca 11 September memberi Israel kesempatan yang selama ini telah dicari-carinya. Para ideolog pro-Israel yang selama bertahun-tahun secara tidak benar telah menyatakan bahwa Islam sendirilah yang –dan bukan sejumlah kelompok radikal militan yang berbaju Islam—memunculkan ancaman terhadap Barat dan AS. Merekalah yang berusaha meyakinkan kebenaran gagasan keliru tentang "benturan peradaban" dan telah berupaya mempengaruhi AS agar memusuhi dunia Islam setelah peristiwa 11 September. Sudah sejak tahun 1995, Israel Shahak dari Universitas Hebrew, Jerusalem, menuliskan keinginan Perdana Menteri Rabin sebagai "gagasan perang melawan Islam yang dipimpin Israel."

Nahum Barnea, penulis opini dari surat kabar Israel, Yediot Ahronot, menyatakan di tahun yang sama, bahwa Israel tengah mengalami kemajuan "[untuk] menjadi pemimpin Barat dalam perang melawan musuh, yakni Islam." (Israel Shahak, "Downturn in Rabin’s Popularity Has Several Causes", Washington Report on Middle East Affairs, Maret 1995.) Dunia kini tengah menyaksikan tahap demi tahap penerapan kebijakan Israel dalam memecah-belah Irak, yang telah dirancang di Kongres Zionis Dunia pada tahun 1982.

Apa yang perlu dilakukan menghadapi kenyataan ini?

1) Kegiatan melobi perlu dilakukan dalam rangka menandingi pengaruh lobi Israel di Amerika Serikat. Ini semua untuk membangun dialog antara AS dan dunia Islam, dan untuk mengajaknya mencari cara damai memecahkan permasalahan serupa lainnya. Banyak kalangan AS menginginkan negeri mereka mengambil kebijakan Timur Tengah yang lebih adil. Banyak negarawan, ahli strategi, wartawan dan cendekiawan telah mengungkapkan hal ini, dan gerakan "perdamaian antar peradaban" harus digulirkan dengan bekerjasama dengan kalangan tersebut.

2) Pendekatan yang mengajak pemerintah AS kepada pemecahan masalah secara damai haruslah dibawa ke tingkat pemerintahan dan masyarakat sipil. Bersamaan dengan ini semua, jalan keluar paling mendasar terletak pada sebuah proyek yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan antara dunia Islam dan Barat. Sebuah aksi yang mampu mengatasi perpecahan, penderitaan dan kemiskinan di dunia Islam dan sama sekali merubahnya, dan ini adalah Persatuan Islam.

Perkembangan terakhir telah menunjukkan bahwa seluruh dunia, tidak hanya wilayah-wilayah Islam, memerlukan sebuah "Persatuan Islam." Persatuan ini haruslah mampu meredam unsur-unsur radikal di Dunia Islam, dan membangun hubungan baik antar negara-negara Islam dan Barat, khususnya Amerika Serikat. Persatuan ini juga hendaknya membantu menemukan jalan keluar bagi induk dari seluruh permasalahan yang ada: perseteruan Arab-Israel. Hanya dengan penarikan diri Israel hingga batas wilayahnya sebelum tahun 1967, dan pengakuan bangsa Arab atas keberadaannya, akan ada perdamaian sesungguhnya di Timur Tengah. Dan umat Yahudi dan Muslim - yang keduanya keturunan Nabi Ibrahim dan beriman pada satu Tuhan saja - dapat hidup berdampingan di Tanah Suci, sebagaimana yang telah mereka tunjukkan di abad-abad yang lalu. Dengan demikian, Israel takkan lagi memerlukan strategi untuk mengganggu keamanan atau memecah-belah negara-negara Arab. Dan Israel takkan menghadapi balasan atas pendudukannya dalam bentuk kekerasan dan ketakutan terus-menerus terhadap upaya penghancuran terhadapnya. Lalu, keduanya, anak-anak Israel dan Irak (juga Palestina) dapat tumbuh dalam lingkungan yang damai dan aman. Inilah wilayah Timur Tengah yang seharusnya didambakan dan berusaha diwujudkan oleh setiap orang yang bijak.

Artikel ini kerjasama antara Harun Yahya Internasional-Indonesia dengan SABILI.

Why US Wants War; Some Analysis

Saat ini kita semua ramai membicarakan masalah perang Iraq, tapi apa semuanya mengerti kenapa koq Amerika ngotot sekali pergi perang?

Orang awam rata-rata menduga-duga kalau perang Iraq ini karena:

1. Amerika mau menghancurkan Islam;

2. Amerika mau melibas terorisme;

3. Amerika itu memang bajingan tengik;

4. Bush itu dendam secara pribadi sama Saddam;

5. Ini ulahnya si Yahudi [si intelektual kriminal Perle & Wolfowitz] yang saat ini jadi penasehat utamanya Bush;

6. Ini perang buat menguasai minyaknya Iraq...

7. Dan variasi-variasi lainnya.

Semua pandangan itu nggak 100% salah tapi juga "salah" karena itu semuanya cuman remeh temehnya saja. Itu semuanya tidak menjelaskan alasan utamanya perang Iraq ini dari sudut pandang si Amerika sendiri.

So, tujuan yang paling utama dari perang Iraq ini adalah:

----------------------------------------------------

1. Menyelamatkan dollar dari euro

----------------------------------------------------

Di matanya Amerika si bajingan yang menghadiahkan rezim Suharto ke Indonesia itu, dosanya Iraq yang terbesar itu adalah waktu Iraq [Saddam] tahun 2000 lalu minta ke PBB supaya semua minyaknya dibayar pake euro; plus semua duitnya [10 bilyun] dikonversikan ke euro dari dollar. Semua orang waktu itu bilang kalau itu tindakan tolol karena euro waktu itu masih 90% dari nilai dollar dan euro pun dari sejak dilaunch [Jan 99] terus menerus terdepresiasi lawan dollar yang waktu itu demandnya memang kuat sekali karena penipuan akuntasi besar-besaran lagi terjadi di bursa efeknya -- dan investor asing pun perlu dollar buat main di bursanya.

Tapi, saat ini euro ternyata sudah terapresiasi sebesar 17% dari harga sebelumnya! Berarti, langkah "gilanya" si Saddam itu ternyata sangat menguntungkan dan bahkan jenius! Langkah ini sekarang pun sedang dikaji sama Iran yang cuman mau terima transaksi minyak dengan euro dan emoh dollar. Dan di dunia ini, kartel perdagangan yang terkuat itu cuman minyak saja. Kartel mobil, atau komputer, atau produk-produk lain praktis nggak eksis. Minyak -- siapapun harus beli minyak. Terus perhatikan lagi, anggota OPEC itu rata-rata isinya adalah musuh-musuhnya Amerika yang nyata-nyata memang benci sama Amerika, kayak Venezuela, Iraq, rata-rata negara Islam.

Kalau semua anggota kartel minyak ini memang mau "jahat" dan main "evil" terhadap Amerika, maka caranya gampang sekali: mereka cukup bilang, kita sekarang cuman mau transaksi pake euro dan mampuslah dollarnya Amerika! Mampus serta bangkrut jugalah si kapitalis Amerika ini!

Kalau Anda nggak punya background ekonomi tentu bingung. Koq bisa bangkrut? Nah, ini ekonomi 101: Anda di tangan punya uang tunai $1, maka secara ekonomi itu artinya adalah Anda memberi hutang ke Bank Federalnya Amerika dan Bank Federalnya Amerika itu "berjanji" akan membayar hutangnya sebesar $1 itu! Sekarang, karena Anda tinggal di Indonesia yang rupiahnya sangat bloon itu; maka jelas secara rasional Anda berusaha terus memegang $1 ditangan itu dari pada ditukar ke rupiah. Iya khan! So, secara ekonomi itu artinya si Bank Federalnya Amerika nggak perlu menebus hutangnya karena toh hutangnya yang $1 itu tidak Anda minta bayar. Artinya: Amerika itu bisa ngutang tanpa perlu bayar sama sekali -- [sepanjang ekonominya memang masih kuat!] sepanjang greenback atau dollar itu masih jadi standard pengganti emas. Dengan alasan ini juga maka Amerika itu berani main defisit gila-gilaan selama ini karena toh mereka MEMANG nggak perlu membayar defisitnya sebab orang sedunialah yang harus mbayar defisitnya Amerika itu! Supaya jelas lihat rupiah; kalau budget RI itu defisit maka negara RI harus nomboki dengan cara jual barang [eksport] atau cari utangan [CGI]. So, defisitnya negara kayak RI itu betul-betul adalah "defisit" yang harus dibayar; yang kalau nggak bisa bayar yach krismon! Tapi Amerika lain! Defisit buat Amerika berarti justru malah positif karena defisit Amerika itu cara bayarnya adalah dengan cara memotong nilai $1 yang Anda pegang itu secara intristik. Berarti, kalau Amerika defisit maka yang rugi adalah Anda orang non-Amerika yang pegang dollar!

Cara kerjanya sistem ekonomi kapitalis yang imperialistik ini berlaku sepanjang orang kayak Anda dan negara RI itu masih "percaya" sama dollar dan menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk dollar!

Eropa tahu persis tentang strategi makan gratis dan utang nggak perlu bayar ini. Karena itulah Eropa sekarang punya euro. Tujuannya Euro sebetulnya yach cuman satu itu: ikut menikmati utang gratisan dari orang-orang kayak Anda tadi.

Nah, celakanya..., sekarang banyak orang yang mulai diversifikasi cadangan devisanya! Cina yang punya cadangan emas nomor dua sedunia pelan-pelan sudah mendiversifikasi dollar dan euronya. Sementara Jepang yang masih jajahan Amerika itu mau nggak mau terpaksa masih cuman bisa pegang dollar terus. Kemarin ini Jepang si jajahan Amerika ini ditekan sama Federal bank buat intervensi dollar agar dollarnya bisa naik.

So..., KALAU dunia ini memang BEBAS, maka treasurer yang rasional bakal mendeversifikasi kekayaannya ke dollar, euro, emas dan portfolio lainnya. BEBAS berarti treasurer tadi bisa memilih secara rasional tanpa tekanan politik atau pun tekanan militer dari US atau Eropa.

Tapi kayak saya tadi bilang..., semuanya itu dalam sekejab bisa berantakan KALAU mendadak saja semua negara penghasil minyak bilang "sekarang kita transaksi cuman pake euro"! Dan ini mungkin sekali karena semua negara perlu beli minyak! Sehingga tekanan dari negara penghasil minyak itu bakal membuat negara-negara tadi [kayak Cina atau Jepang] menjual dollarnya dan beli euro. Buat Amerika sendiri, ini berarti dia sekarang harus bayar utang! Dan tentu saja: kalau dalam sekejab Amerika pun harus membayar hutangnya dan mendongkrak Euro tadi, dalam sekejab pun ekonomi Amerika bangkrut berantakan persis kayak waktu bank dalam di rush nasabahnya. Dan lebih mengerikan lagi, ekonomi Amerika pun bisa dalam sedetik bakal inflasi ribuan persen [karena semua jual dollar dan beli euro], perusahaan Amerika jadi nggak ada harganya [persis kayak krismon Indo 1998] dan ajaib -- orang Amerika pun jadi nggak beda sama pariah-pariah dari Afrika karena mendadak saja semua kekayaannya itu cuman kertas nggak nggak ada harganya. Lebih sial lagi..., praktis Amerika bakal bangkrut sendirian karena Euro bisa jadi si penyelamatnya!

Sekarang bayangkan Anda jadi si Bush. Dari awal jadi presiden [Jan 2001] Anda sudah tahu persis ekonomi dunia ini bakal mengarah ke mana sejak Euro lahir. Dan secara faktual pun Anda juga sudah tahu bahwa si "bajingan" dari Iraq itu berani-berani jual minyaknya dan terima Euro [ http://www.rferl.org/nca/features/2000/11/01112000160846.asp perhatikan tanggalnya itu sebelum 911 dan juga: The euro reached record lows last week as it traded at 82 cents to the dollar, down 30 percent since its launch in January last year! Berapa keuntungan Iraq dari langkah jeniusnya si Saddam itu!?] Lebih jauh lagi, Anda pun tahu persis kalau Iran pun juga sedang merencanakan hal yang sama [ http://www.iranexpert.com/2002/economicsdriveiraneurooil23august.htm ].

Sebagai Bush, job description kepresidenan Anda sekarang adalahmenghancurkan ancaman Euro, mengimbangi permainan si eksportir minyak yang mau menghancurkan dollar [thus ekonomi Amerika] dan melancarkan kebijakan offensif! Secara ringkas, tugas itu adalah: mencegah sirkulasi Euro.

----------------------------------------------------

02. Nggak ada jalan damai

----------------------------------------------------

Sebagai Bush Anda melihat bahwa ekonomi Amerika [2001] lagi masuk tahap resesi. Harga stocknya sudah turun berantakan dan itu berarti aktivitas ekonomi bakal melesu. Melesu berarti investor yang sebelumnya HARUS menggunakan dollar untuk main di Wall Street itu sekarang mereka lebih bebas mendiversifikasikan portfolionya, termasuk portfolio forexnya. Melesu pun berarti dollar secara alamiah bakal melemah karena orang Amerika sendiri memang terkenal nggak pernah bisa menabung.

So, sebagai Bush Anda mencari solusi dengan cara "damai" dan ternyata memang nggak ada solusinya untuk keluar dari ancaman Euro itu.

Berarti, sekarang yach harus pake cara kasar.

Nah..., cara kasarnya Bush [pra 9/11] yang dari awal sekali memang sudah cari gara-gara dan cari-cari musuh bisa dilihat kayak:

· Cina dinominasikan sebagai "strategic competitor" [Cina adalah salah satu negara kaya yang sudah nyata-nyata mendeversifikasikan assetnya ke Euro serta memberi tekanan inflatoir ke dollar];

· diplomat Rusia diusir dan dicap mata-mata [Rusia adalah penghasil minyak yang besar];

· politiknya Venezuela diobrak-abrik [Venezuela itu anggota Opec, sangat kritis terhadap Washington, pro Kuba, berani-berani ke Irak bertamu ke Saddam Hussein, tapi sialnya Amerika import minyak banyak sekali dari sana];

· sama orang Eropa cari gara-gara dan cari permusuhan dengan cari memboikot Kyoto Treaty;

· sama Korut, India, Cina dan negara-negara yang punya nuklir lainnya [terutama Rusia] si Bush nyata-nyata bilang kalau dia keluar dari ABM Treaty dan terus secara sepihak meneruskan program StarWars-nya si Reagan dulu -- yang otomatis kirim signal ke kanan kiri kalau Amerika memang lagi mau siap-siap perang!

Sialnya, selama 9 bulan si Bush cari gara-gara dan musuh ke kanan kiri buat dihantam namun --sialnya-- sama orang sedunia pun dia cuman dipandang sebelah mata sebagai si junior yang kekanak-kanakan! So, jalan damai buntu; cari gara-gara ke kanan kiri pun nggak ditanggapi serius.

Kalau Anda jadi Bush maka apa yang Anda lakukan? Tentu saja, kayak film 'Wag the dog', yach fabrikasi! Rekayasa dan bikin peristiwa gawe-gawean yang menggegerkan!

Itulah 9/11!

Anda yang Kristen, pro Amerika, benci Islam, tentu --kayak orang bangun dari hipnotis-- nggak percaya! Okey, tapi coba pertimbangkan fakta-fakta ini:

· tudingan si Islam itu secara legal sampe sekarang pun masih berlaku: sama sekali BELUM TERBUKTI kalau si Osama itu mendalangi 9/11;

· Amerika sendiri sudah menegaskan kalau 9/11 itu NGGAK PERLU DIBUKTIKAN LAGI karena memang "nggak bisa dibuktikan" kayak kasus kriminal biasa!

· nggak ada satu pun orang-orang Al Qaeda yang bisa didengar keterangannya. Mereka itu secara faktual cuman dituding --kayak yang di Jerman itu-- didakwa, tapi nggak dikasih kesempatan buat membela diri; dan kesalahan satu-satunya pun cuman "mentransfer duit" ke teman kosnya. 'Tak pikir kalau saya punya teman kos yang minta tolong untuk transfer duit, yach pasti dia 'tak bantu yach!

· Paul Wolfowitz si Yahudi yang jadi deputynya si Rumsfeld itu sudah bilang serta membayangkan: "some catastrophic and catalysing event-like a new Pearl Harbour".

· semua omong kosong tentang jaringan Al Qaeda itu ternyata cuman domino effect yang nggak ada isinya; kayak bom di Indonesia itu sekarang sudah nyata-nyata terbukti nggak ada kaitannya sama sekali sama Al Qaeda. Yang di Filipin pun sama saja; semuanya itu praktis cuman gejolak daerah yang dipas-paskan agar bisa masuk ke format fabrikasi 911 itu.

Dan yang terpenting, siapa yang paling diuntungkan dari 911 itu? Cuman satu orang saja khan! Yach si Bush plus administrasinya ini; plus cuman satu negara saja, yaitu yach Amerika sendiri!!

Nah, Amerika saat ini praktis sudah menguasai Afghanistan secara politik -- tidak secara "real" karena yang dikuasai penuh itu praktis cuman Kabulnya saja, sementara Amerika nggak berani ke daerah-daerah diluarnya. Selain Afghan yang berbatasan langsung sama Cina [si kompetitornya Amerika itu] , yang terpenting juga Amerika sekarang sudah melebarkan pengaruh-pengaruhnya ke negara-negara Asia tengah. Anda mungkin sudah mendengar itu, tapi Anda mungkin belum tahu bahwa pengaruh Amerika ke Asia Tengah itu sekaligus membubarkan rencana Cina untuk membangun pipa minyak yang melintasi negara-negara itu karena Cina memang langka minyak dan sangat perlu sekali suply minyak buat industrinya. Buat si Washington, sekali pukul strategi ini bisa langsung memandulkan banyak lalat! Mengangkangi minyak di Afghan dan di Asia Tengah, sekaligus mengurung ruang gerak Cina. Sementara di Selatan sendiri si Washington tanpa tahu malu sudah berbaik-baikan dengan India buat menggolkan tujuannya.

Perang Iraq sendiri sebetulnya dari dulu sebelum si Bush diseleksi jadi presiden pun juga sudah digariskan. Ini memang adalah golnya si Wolfowitz dan si Perle yang Yahudi itu. Tujuannya perang Iraq itu simple: menguasai cadangan minyaknya dan kemudian men-deter, kirim ultimatum ke kanan kiri -- terutama ke Iran -- untuk nggak main gila sama dollar, sekaligus ke Saudi Arabia yang barusan ini mentransfer uangnya keluar dari Amerika sebesar 200Bilyun! Nah, sekali si Bush dan US bisa menguasai minyaknya Iraq, maka itu sekaligus berarti dia bisa mengontrol Cina yang sangat butuh minyak!

Sekarang coba tanya, kenapa Perancis dan Jerman harus mati-matian menjegal advonturisme kriminalnya si Amerika ini? Apa karena Perancis dan Jerman itu manusiawi, cinta damai, menghargai HAM, sayang sama orang Irak? Gombal! Perancis dan Jerman tahu persis bahwa tujuan Amerika itu adalah buat menghantam Euro yang mereka berdua adalah penjaga gawangnya; karena itulah mereka pun ngotot harus menjegal rencana gila Amerika yang dalam segala cara mau mempertahankan status super powernya itu. Sementara Rusia sendiri pro ke Euro karena dia memang mau lebih dekat ke Nato dari pada ke Washington. Rusia sendiri sudah profit lumayan banyak dari minyaknya, serta tahun depan ini pun dia sudah mau mbayar lunas semua hutang-hutangnya ke IMF & World Bank yang sangat dipengaruhi Washington itu.

Si Tony Blair sendiri memang kefefet habis. Secara geografis dia di Eropa tapi si Blair memang masih pake Pound, jadi dia pun nggak terlalu punya kepentingan sama Euro. Lebih jauh lagi, dollar yang kuat dan bisa mengimbangi Euro bakal menguntungkan si Pound yang ngos-ngosan. Si Italy dan Spanyol dari sudut pandang EU yach memang bangsat karena bisa pro US; tapi itu sebetulnya lebih merujuk ke persaingan di dalamnya EU itu sendiri.

So, kita sekarang tahu persis kenapa si Washington ini koq bisa ndableg luar biasa kayak begini! Ini memang perang buat relevansinya si Amerika di masa depan! Ini memang masalah survivalnya Amerika!

----------------------------------------------------

03. Welcome back: Colonialism & Imperialism!

----------------------------------------------------

Buat negara dunia ketiga sendiri, tingkah polahnya Amerika ini artinya cuman satu: kita bakal kembali ke jaman kolonialisasi lagi. Washington itu sudah nyata-nyata bilang bahwa mereka bakal mengangkangi Iran dan menempatkan Gubernur Jendral di sana! Persis kayak di Jowo dulu ada si Gubernur Jendral londo di Batavia. Bedanya itu cuman kalau dulu komoditi yang diperebutkan adalah rempah-rempah, sekarang adalah minyak. Komoditinya beda, tapi strateginya sama saja.

Nah..., Anda yang merasa "modern" dan "ngerti finance" pasti bakal langsung mengkritik saya dan bilang:

· kolonialisme dan imperialisme itu sudah lawas karena sekarang ini yang berkuasa itu CUMAN kapital yang nggak mengenal tapal batas negara;

· teori ekonomi modern itu menomor satukan 'competitive advantage' buat menarik serta memikat modal buat singgah di negara itu; sekarang ini sudah nggak jamannya lagi buat orang menguasai tanah, bangunan; karena costnya bakal terlalu gede mana secara politik pun itu sudah terbelakang!

· dan teori-teori text-bookist lainnya.

Okey..., itu memang betul SEPANJANG kapital itu sendiri cuman punya satu wajah! Sebelum 01 Januari 1999, kapital itu cuman punya satu muka: dollar. Kapitalnya memang bisa lari kanan kiri melintasi tapal batas kedaulatan negara, tapi bentuknya sendiri nggak berubah dan tetap saja adalah "dollar". Tapi setelah 01 Januari 1999, kapital itu sekarang bisa punya muka Euro atau dollar. [Kita memang pernah eksperimen sama Yen, tapi jangan pernah lupa kalau Jepang itu yach masih jajahan si Amerika sejak dia kalah perang. Karena itulah Caucus Asia Timur pun gagal terus gara-gara Jepang masih dikangkangi sama si Amerika] So, karena power house-nya itu cuman satu [dollar & US], maka jelas si kapitalis yang menjaga gawang itu cukup menjaga nilai dollarnya saja tanpa perlu MENGUASAI teritorinya.

Tapi setelah Euro lahir, power housenya sekarang jadi ada dua sehingga mau nggak mau kedua power house ini pun harus bersaing untuk dipilih sama si pemilik modal. Situasi multiple power house inilah yang merubah semua aturan mainnya para kapitalis sedunia menjadi balik kucing persis di abad ke 16 waktu semua negara Eropa secara otonom adalah si power house itu sehingga mereka pun harus keluar mencari teritori perahan baru yang kemudian melahirkan kolonialisme. Inggris ke India, Portugis ke Indonesia, terus Belanda mengalahkan Portugis dan menguasai Indonesia, Perancis ke IndoCina dan Burma, Spanyol ke Filipina dan menemukan Amerika. Tujuannya para bule itu cuman satu: memback-up power housenya karena mereka harus bersaing satu sama lainnya gara-gara "ekspresi kapital" itu tidak tersatukan!

Nah..., JANGAN LUPA, ekspresi kapital yang cuman satu itu praktis baru dimulai sejak perang dunia ke dua berakhir dan semua bentuk kapital diekspresikan ke dalam dollar. Jangan lupa bahwa unifikasi ekspresi kapital itu umurnya praktis cuman 10%-nya sejarah kapitalisme sejak 1500-an. Dan jangan lupa juga bahwa sejarah sudah menunjukan kalau power house itu bakal bermunculan terus tanpa habis-habisnya, saling bersaing dan saling menghabisi!

So, karena itulah semua text book yang bilang "kapital itu berkuasa" sudah waktunya dibuang habis dari rak buku Anda! Tanpa dinyana kita bisa balik kucing ke model perekonomian Eropa abad ke 15-an yang para power housenya harus bersaing satu sama lain.

----------------------------------------------------

04. Akhirnya

----------------------------------------------------

Perang Irak memang sama sekali belum dimulai, tapi buntutnya mau kemana sudah bisa dibaca. Amerika mau mengaborsi si jabang bayi Euro agar dirinya bisa tetap jadi nomor satu. Jelas itu masuk akal buat interestnya si Amerika sendiri.

Perang Irak ini sendiri bisa diprediksikan bakal begini:

· kalau Amerika memang bisa menang perang dengan cepat, maka PASTI Amerika bakal mengkoloni Irak dengan alasan sekuriti taik kucing itu, terus menggedor Iran buat dikuasai sekalian [tetap dengan alasan palsu "terorisme"], terus menyerang Iran juga dengan alasan "pre-emptive strike", terus mungkin sekali Amerika pun bakal mendongkel si Saud yang dibenci kanan kiri dari Saudi itu sekaligus menempatkan satu Suharto di sana, membabat Palestina abis dan memindahkan mereka ke Jordan agar si anjing Israel bisa tetap bercokol di tanah terkutuk itu. Semua ini dengan mudah bisa dilakukan dalam waktu 2 tahunan kalau saja si Amerika memang bisa menang perang dengan cepat.

· kemungkinan besar sekali US nggak bakalan bisa menang dengan cepat karena --saya percaya-- muslim sedunia bakal melihat intervensi yang dikutuk kanan kiri ini persis sama kayak mereka melihat Soviet menginvasi Afghan. So, mujahidin bakal muncul lagi dan mudah-mudahan saja anjing-anjing FPI itu bisa kita eksport saja ke Irak supaya perang syahid beneran;

· saya percaya Cina [plus Rusia] nggak goblog dan mereka pun tahu persis pikirannya si Uncle Sam. Karena itulah, saya yakin mereka pasti bakal menggunakan si Korut buat mulai perang sama Amerika. Tembak saja salah satu pesawat mata-matanya Amerika di Korut, maka otomatis si US pun bakal kewalahan musti perang dibanyak front.

· Jerman & Perancis pun jelas nggak bakalan diem -- tapi saya nggak bisa membayangkan persis apa yang bakal mereka lakukan. Saya masih kesulitan membayangkan mereka bakal buka front sama Amerika dan terus perang terbuka melawan Amerika -- karena mereka ini memang sekutu dekat. Tapi jangan pikir mereka bakal diam, karena mereka pun juga tahu persis tujuan perang Amerika ini yach cuman buat menghabisi Euro.

'Tak pikir, kemungkinan besar sekali mereka bakal memboikot produk Amerika, atau nagih hutang ke US kayak Inggris tahun 1930 dulu buat membangkrutkan Amerika; atau perang diplomatik di PBB [pasti!] mengutuk perang Iraq ini!

Saya sendiri, pribadi, yakin kalau ini adalah kiamatnya si Amerika!

Saya nggak yakin Amerika bisa menang cepat dalam perang Irak itu!

Ekonomi Amerika sendiri sekarang sudah masuk ke kategori "berbahaya" dan semua orang pun selalu saja menganalogikan situasi ini sama situasi Great Depression dulu. Sekarang banyak perusahaan bangkrut, investor asing pun banyak yang cabut keluar dari Amerika membawa uangnya out dari Amerika. Penganggurannya mulai mengerikan. Masa depannya pun lagi suram.

Anda mau dikolonialisasi lagi sama satu negara imperialis kapitalis?

liar about wtc attack at September, 11

Kejanggalan Seputar Tragedi WTC

Sampai saat ini, apa yang sesungguhnya terjadi pada peristiwa serangan WTC masih misteri. Banyak pertanyaan belum terjawab. Empat pesawat komersial dilaporkan terbajak, tak pernah sampai tujuan. Tiga di antaranya menabrak gedung (WTC dan Pentagon). Satu lainnya jatuh di

Pennsylvania.

Tak seorang pun tahu apa yang terjadi sesungguhnya karena delapan flight data recorder (dua pada setiap pesawat) yang mestinya indestructible (tak dapat rusak) dilaporkan rusak dan sulit direstorasi. Termasuk satu kotak hitam yang ditemukan di Pennsylvania.

Itu menimbulkan pertanyaan besar, mengapa perangkat yang didesain tak rusak justru bisa rusak tanpa penjelasan. Semuanya pula --temasuk yang jatuh dan tak menimbulkan ledakan. Padahal, sekalipun pesawat meledak, kotak perekam data penerbangan itu dirancang tahan sampai dua kali

panas maksimum yang bisa dihasilkan oleh api bahan bakar jet.

Memang ada temuan yang diklaim sebagai fakta penyelidikan. Beberapa saat setelah ledakan, FBI mengaku telah mendapatkan paspor milik dua tersangka. Kedua paspor itu konon ditemukan dalam keadaan mulus dan utuh. Satu ditemukan di sekitar reruntuhan gedung Pentagon. Sementara paspor yang satunya lagi justru ditemukan terselip pada kawasan yang berlokasi cukup jauh. Sekitar tiga blok dari situs WTC.

"Saya dapat memberi sejumlah uang pada siapa saja yang bisa menunjukkan bagaimana cara meluncurkan satu paspor pada jarak tiga blok kota," kata Lawrence Stephen Maxwell dalam Whatreallyhappened (Oktober 2001).

Fakta, tepatnya klaim, lain menyebut ada tujuh percakapan ponsel sempat terkirim dari para penumpang pesawat. Tak seorang pun penelpon melukiskan ciri dan karakteristik pembajak apakah mereka itu orang Arab Saudi, Iran, Irak, Afghan, Pakistan atau dari negara Muslim lain di

Timur Tengah.

Barbara Olson --penulis, pengarang, wartawan investigatif, komentator ternama, dan istri dari Jaksa Agung Muda AS (Mr Olson adalah penasihat hukum George W Bush dalam menangani masalah gugatan pemilu Bush vs Gore)-- juga tidak melukiskan pembajak sebagai orang Timur Tengah.

Sebagai penulis dan wartawan investigatif, Barbara tentu sudah terlatih untuk mengamati dan merekam secara mendalam dan terinci apa yang dilihat dan disaksikannya. Tetapi, anehnya, tak ada laporan yang menyebut bahwa dia telah mendeskripsikan wajah-wajah dari 18 orang --15

di antaranya berdarah Arab Saudi-- yang dituduh sebagai para pembajak. Apakah kita percaya dia tidak mengungkapkan. Atau dia sebenarnya melukiskan, tetapi sengaja tidak dilaporkan? Boleh jadi, deskripsi profil para tersangka sengaja tidak disampaikan ke publik karena deskripsinya tidak cocok dengan kerangka dan perpektif yang harus diterima publik.

Lalu bagaimana pula dengan penyebutan nama Adnan Bukhari dan Amir Bukhari sebagai pilot pembajak yang kemudian diralat CNN esoknya? Adnan ternyata masih hidup, ia warga Florida dan bukan pilot. Sedangkan Amir, adiknya, sudah meninggal dua tahun lalu dalam kecelakaan pesawat. Pilot Al-Owali dan Al-Ghamdi, yang namanya masih masuk daftar 18 tersangka, ternyata hingga kini masih hidup. Mereka masing-masing bekerja di Saudi Airways dan Tunis Airlines.

Sulit bagi kita untuk percaya Jaksa Agung Muda Olson --ketika menerima telepon istrinya-- lupa memintanya melukiskan pelaku kriminal. Lawrence Stephen Maxwell menduga deskripsi wajah pembajak hanyalah fakta yang tak signifikan menunjang dalih-dalih persangkaan, hingga keterangan itu kalau pun ada, dinilai tak bermakna dan karenanya tak dikembangkan lebih lanjut.

Informasi awal dari beberapa percakapan telepon juga sempat mengabarkan bahwa delapan tersangka Timur Tengah (dituding berperan sebagai pilot, awak, dan penumpang biasa) menggunakan pisau box-cutter dan kotak merah sebagai alat pengancam. Pertanyaannya, apa mungkin pilot profesional merasa dan bisa terancam dengan satu box-cutter? Lagipula, apa mungkin pembajakan dilakukan oleh kelompok di mana pembajaknya juga membawa pilot sendiri? Dan itu terjadi empat kali dalam sehari?

Kalau pun itu terjadi, apa mungkin pembajak begitu ceroboh sampai-sampai ia sengaja membawa lisensi penerbang dengan identitas yang amat gamblang. Kemudian begitu mudahnya dia meninggalkan jejak identitas calling card saat beroperasi. Apakah mereka sengaja meninggalkan identitas diri hingga begitu teror terjadi kemudian orang akan langsung mengenal pelakunya.

Satu pertanyaan besar dari aksi 11 September adalah lumpuh atau tidak berfungsinya semua sistem pertahanan dan radar penerbangan. Bagaimana mungkin ada empat pesawat yang memiliki lintasan terbang terkomputerisasi dapat berkeliaran terbang lebih dari satu setengah jam tanpa alarm di semua tempat? Ketika posisi dan ketinggin melewati fase visible radar, mengapa tak seorang petugas lalu lintas udara pun bisa mendeteksi bahwa pesawat telah keluar jalur dari yang semestinya?

Dalam perjalanan menuju sasaran, mengapa hilangnya pesawat tidak menyebabkan alarm? Mengapa lebih dari satu jam setelah WTC dihantam, sistem pertahanan otomatis tak aktif dan pesawat-pesawat tempur yang biasanya siaga, diam seribu basa? Apakah sistem AU tidur pada 11

September pukul 7.45 pagi, ketika pesawat dibajak dan menyimpang dari lintasan terbangnya?

Apakah dapat dipercaya ketika satu transponder penerbangan mati tak ada satu pun yang curiga bahwa pesawat tidak lagi terlacak ketinggiannya. Dan ini terjadi pada empat pesawat secara simultan pada kawasan regional yang sama. Mengapa tak seorang pun di lembaga berwenang, termasuk Dephan di Pentagon, terjaga?

"Saya percaya tak seorang pun punya gelagat dan firasat apa-apa selama satu setengan jam, dari serangan pertama hingga asap muncul dari satu menara WTC," kata Lawreence. Dia mengaku amat heran, mengapa ketika pesawat pertama menghantam menara, tak seorang pun segera tahu bahwa tiga pesawat lain missing. "Sungguh aneh informasi sepenting itu tidak muncul dalam waktu sekian lama. Ini sulit dipahami oleh pilot amatir sekalipun."

Soal penyebab runtuhnya World Trade Center juga menyimpan teka-teki besar. Ada informasi bahwa gedung 110 lantai tidak kolaps karena tumbukan satu atau dua pesawat. Pesawat kedua bahkan hampir missed, praktis hanya menyentuh sudut gedung dan sulit dipercaya bila itu sebagai pemicu luluh lantaknya gedung.

Ada kesaksian bahwa banyak bahan bakar tumpah dan terbakar dalam sebuah ledakan luar. Itu dipercaya sebagai sumber kolaps pertama dan terjadi cukup lama sebelum menara itu dihantam pesawat kedua. Sebelum gedung runtuh terdengar banyak ledakan bom. Bahan bakar itu relatif cepat membakar meja, kertas, plastik, dan karpet. Secara teoretis api pembakaran tidak sampai membangkitkan 2.000 derajat celcius, atau sekitar 1.000-an derajat hingga masih toleran dengan enam kolom baja di pusat gedung yang dirancang khusus agar gedung tahan tumbukan pesawat Boeing 707. B-707, karena lebih tua dan kurang efisien, membawa lebih banyak bahan bakar dibanding B-757 dan B-767 yang menghantam menara itu.

Dalam satu konferensi international tentang terorisme di Frankfurt, Jerman, Rabu (05/09/01), para insinyur sipil yang mendesain menara WTC menjelaskan bagaimana menara itu dirancang tetap tegak walau dihantam sebuah jet komersial. Petikan pembicaraan di Jerman ini di-posting ke beberapa situs internet sejak lima hari sebelum pesawat menghantam menara WTC dan Pentagon.

Hal lain yang mencurigakan, ada jeda waktu cukup lama antara hantaman pesawat dengan runtuhnya gedung. Menara 2 ambruk 53 menit setelah dihantam pesawat. Sementara Menara 1 ambruk setelah 88 menit ditumbuk pesawat. Seorang insinyur sipil, yang pernah menginvestigasi sebuah hotel di Los Angeles yang terbakar, menyebut bahwa karena ada gas alam dan bahan bakar lain sebagai katalis pembakaran, gedung yang terbakar selama satu pekan bisa mencapai suhu puncak 2.200 derajat celcius.

Itu terjadi di gedung berlantai 30 di LA. Tetapi, meski panas mencapai lebih 2.000-an derajat celcius, gedung tidak sampai ambruk. Beton tetap tak bergerak. Dan, untuk meruntuhkannya perlu biaya lebih dari 1juta dolar. Insinyur itu kemudian me-review asitektur WTC. Hasilnya, dia

mengatakan tipe baja dan konstruksi WTC dua kali lebih kuat dari kekuatan hotel 30 tingkat di LA itu.

Maka, jelas perlu kekuatan tambahan untuk meruntuhkan WTC. Sejumlah orang dilaporkan mendengar banyak ledakan sebelum WTC kolaps. Lawrence mengaku punya video orang-orang yang diwawancara setelah gedung runtuh.

Mereka mengaku mendengar serangkaian ledakan (dipastikan bukan bunyi ledakan gas atau kaca) dan beberapa saat kemudian gedung kolaps. Beberapa media menduga ledakan itu berawal dari saluran pipa gas. Tetapi, asumsi ini tidak logis karena tak ada gedung pencakar langit dibuat dengan standar bisa runtuh akibat satu atau beberapa ledakan pipa gas. dedi junaedi

No proof Islam attack USA at September 11

FBI: Tak Ada Bukti Islam Terkait Tragedi WTC

Laporan: Dedi Junaedi

Jakarta-RoL-Setelah menggulingkan Taliban, membombardir Afghanistan dan berbusa-busa menuduh Al Qaida, FBI akhirnya mengakui pihaknya hingga kini belum menemukan bukti selembar kertas pun yang menyeret keterlibatan Al Qaida dalam aksi 11 September.

Berbicara pada perrtemuan Commonwealth Club di San Francisco, 19 April 2002 --kemudian dipublikasi www.Whatreallyhappened.com, www.Rense.com, dan BBCNews pada 2 Mei 2002, Direktur FBI Robert Mueller mengatakan: "Dari hasil investigasi, kami tak menemukan selembar bukti dokumen keterlibatan maupun aliran dana langsung yang mengarah adanya persekongkolan Alqaidah dan Afghanistan dalam serangan 11 September.

Pada 30 April Washington Post juga menurunkan artikel bahwa "penegak hukum sudah bekerja sekian lama melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk merekontruksi gerakan para pembajak sebelum serangan, tapi mereka tak menemukan satu pun bukti aktual tentang persekongkolan mereka."

Lyndon LaRouche, penulis artikel itu, menegaskan tidak satu pun bukti bisa ditunjukkan pemerintah AS untuk menuduh aksi 11 September dirancang oleh Usamah bin Ladin.

Karena alasan ini, kata LaRouche, hakim pengadilan Inggris membebaskan orang yang sempat latihan terbang dan dituduh terkait dengan Tragedi WTC.

"Para pembajak ternyata tidak menggunakan laptop atau menyimpan data apa pun di hard drives komputer. Mereka berpakaian dan berakting seperti orang Amerika," jelas Robert Mueller.

Selama tujuh bulan terakhir aparat FBI bekerja siang malam. Ribuan orang disidik, Ratusan ribu dokumen keuangan dan rekaman telepon dijejak, namun hingga kini tak ada bukti yang mengarah terkait dengan serangan di New York dan Washington.

Mueller mengatakan, agen-agennya di berbagai penjuru sudah menyelidiki tiket, counter penerbangan, account bank dan rental kendaraan untuk mencari jejak. "Nyatanya jejak itu tidak nampak."

Mereka juga sudah memburu gua-gua persembunyian di Afghanistan, memeriksa bill kartu kredit orang-orang yang dicurighai terkait langsung atau tidak langsung dengan 19 pembajak pesawat, untuk mencari jejak komplotan pelaku aksi 11 September. Tapi, hasilnya selalu nihil.

Rupanya, jelas Mueller, para pembajak sengaja menyembunyikan komunikasi dengan menggunakan ratusan ponsel dan telepon berbeda, juga kartu telepon pra-bayar.

FBI menduga, para teroris -kalau benar ada- mengirim uang untuk mendanai operasi melalui account kecil-kecil sehingga sulit dideteksi. (Jun)

source : republika

What are World Leaders Said About Islam

  1. Moroe Barger berkata: "Sebenarnya ketakutan kami dari bangsa Arab, dan perhatian kami yang berlebih-lebihan kepada bangsa itu, bukan lantaran adanya kekayaan alam berupa ladang-ladang minyak yang melimpah ruah itu, akan tetapi lantaran Islamnya"

Kami wajib dan berupaya sekuat tenaga dan kemampuan yang ada, untuk merintangi bersatunya bangsa Arab, yang bisa menguatkan mereka. Karena, bersatu dan kuatnya bangsa itu, berarti bersatu dan kuatnya Islam di seluruh dunia, maka itu berarti kejayaan dan kebangkitan Islam akan segera tumbuh.

  1. "Kepala pastor dalam konperensi pastor, Samuel Zwemer berkata: "Sebenarnya kami mengutus dan membebankan anda sekalian ke negara-negara Muhammadiyah (Islam), bukan dengan tujuan untuk mengkristenkan mereka, karena hal itu adalah suatu kehormatan. Mereka tidak pantas untuk menerimanya.

Sebenarnya tugas kalian adalah mengeluarkan orang-orang Muslim dari agamanya, agar mereka menjadi mahluk yang putus hubungannya dengan Allaah S. W. T.. Dengan demikian terputus pula ciri (akhlaq) Islam dari dirinya, yang menjadi sendi dan fondasi dasar dalam kehidupannya. Dengan jerih payah kalian itu, kalian telah menjadi pelopor kemenangan dalam penjajahan dalam negara-negara Islam. Kalian telah berhasil mencuci otak mereka sehingga mereka mau menerima dan menjalankan segala rencana dan siasat kita untuk mengeluarkan mereka dari Islam.

Kami menginginkan kalian berhasil membuat generasi penerus mereka menjadi generasi santai yang suka membuang waktu dan bermalas-malasan. Memburu hawa nafsu dengan berbagai cara, sehingga hawa nafsu itu merupakan tujuan utama kehidupannya, dan mempertuhankan hawa nafsunya, dan kalau mereka menduduki jabatan penting, juga untuk kepentingan hawa nafsunya. Mereka korbankan segala-galanya untuk kepentingan hawa nafsu.

Wahai para pastor!

Laksanakan dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya tugas yang telah diembankan kepada kalian, dan pasti kalian akan berhasil dengan gemilang".

Demikianlah pernyataannya, yang diwujudkan dengan memupuk rasa kecewa, frustasi, pesimistis, dan putus asa terus dipompakan. Mabuk-mabukan, diskotik, film porno dan sex bebas dibudayakan, sehingga generasi Islam terlena dan terhanyut sampai jauh dari cita-cita semula yang luhur, hingga aqidah sebagai senjata ampuh yang terakhir ditanggalkan satu demi persatu.

  1. Pernyataan Paus Innocent III bahwa Islam adalah agama “Anti Christ” pada tahun 1050 M, yang bunyinya adalah bahwa agama Islam adalah agama Bid'ah dari Kristen/Yahudi/Israel, sehingga disusun rencana dan strategi penghancuran dan penghapusan Islam di seluruh dunia, yang mana sedemikian canggih dan halusnya sehingga sebagian besar umat Islam yang lemah ilmu dan lemah iman ikut-ikutan menjalankan strategi dan rencana tersebut, bahkan sampai-sampai, ulama tingkat tinggi banyak juga yang terpengaruh ikut-ikutan menjalankan strategi dan rencana tersebut.
  1. Kardinal Simon (orang kedua setelah Paus di Vatikan), menyatakan: "Andai umat Islam itu bersatu padu di seluruh dunia, dan menyatukan seluruh aspirasinya, saling bantu untuk melepaskan diri dari cengkeraman bangsa Eropa (Kristen/Yahudi/Israel; peny.), lalu mereka berkiblat dan mematuhi segala syariatnya (Islam, peny.), maka mereka akan mampu bangkit dan mengalahkan kita (Kristen/Yahudi/Israel; peny.). Dan wajiblah bagi kita (Kristen/Yahudi/Israel; peny.) untuk menyusun program demi memecah belah, menghalangi kebangkitan mereka (Islam; peny.).
  1. Sebuah media massa barat yang menyatakan: "Tidak diragukan lagi bahwa tugas misi dalam merusak dan mengaburkan aqidah Islam telah menemui kegagalannya. Tetapi tujuan ini bisa dicapai melalui Perguruan-perguruan Tinggi di Barat (juga semua perguruan dan sekolah atau yang semacamnya maupun segala lembaga yang dapat dikuasai atau dipengaruhi oleh Kristen/Yahudi/Israel di dunia ini; peny.). Untuk itu hendaknya dipilih mahasiswa-mahasiswa (orang-orang; peny.) yang mempunyai watak yang lemah dan tidak mempunyai kepribadian serta moral yang rusak dari negara-negara Timur, khususnya dari dunia Islam, agar mereka diberi beasiswa (akses-akses, bantuan-bantuan, kemudahan-kemudahan, sarana dan prasarana, dll.; peny.), sehingga mereka itu bisa menyandang gelar (mendapatkan posisi yang menguntungkan/strategis atau mempunyai pengaruh yang luas dan kuat di masyarakat; peny.), agar mereka bisa membawa misi yang tidak diketahui (oleh orang-orang tersebut; peny.). Agar mereka membina dan mewarnai tingkah laku sosial dan politik di negara-negara Islam (dengan tingkah laku yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi dinyatakan oleh orang-orang tersebut sebagai ajaran Islam; peny.). Kami (Kristen/Yahudi/Israel; peny.) berkeyakinan bahwa Perguruan-perguruan Tinggi barat (juga semua perguruan dan sekolah atau yang semacamnya maupun sebagai lembaga yang dapat dikuasai atau dipengaruhi oleh mereka di dunia ini; peny.) harus menggunakan kesempatan yang sebaik-baiknya terhadap dunia Timur (Islam; peny.) yang tergila-gila dengan gelar-gelar ilmiah (maupun gelar-gelar lainnya yang dapat menyatakan bahwa orang-orang itu lebih dari orang-orang kebanyakan yang kemudian orang-orang itu dapat pergunakan untuk memperoleh kenikmatan duniawi semata-mata yang berlimpah-limpah - dengan mengabaikan ajaran-ajaran Islam; peny.). Menggunakan mereka sebagai dosen dan intelektual (serta sebagai pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dll.; peny.) yang membawa misi (Kristen/Yahudi/Israel dalam rangka menghancurkan Islam; peny.) adalah sangat menguntungkan terhadap tujuan kita (Kristen/Yahudi/Israel; peny.) dengan dalih memajukan (membantu, bersahabat, dll.; peny.) Islam dan orang-orang Islam." (Catatan: semua orang-orang Islam, tokoh-tokoh Islam, ilmuwan-ilmuwan Islam, pedagang-pedagang Islam, bankir-bankir Islam, anak-anak Islam, suami-suami Islam, isteri-isteri Islam, dll. yang murni, yang sejati, yang dengan sungguh-sungguh berjuang menegakkan kebenaran Allaah S. W. T.. di segala bidang kehidupan ini, yang pasti bertentangan kepentingan dengan Kristen/Yahudi/Israel, dibantai habis-habisan dengan mempergunakan segala cara yang mungkin dilakukan oleh mereka, termasuk mempergunakan tangan-tangan orang-orang Islam sendiri yang lemah imannya atau anak-anak kecil atau perempuan-perempuan atau orang-orang lemah atau semua orang yang dapat terhasut untuk membela kepentingan Kristen/Yahudi/Israel; peny.).
  1. Lawrence Braoun berkata: "Apabila bangsa Arab sebagai basis umat Islam dan negara-negara Islam seluruh dunia bersatu, maka mereka akan membahayakan kita dan seluruh dunia. Kalau mereka tetap berpecah belah, mereka tidak punya arti dan kekuasaan apapun. Kita bebas untuk menginjak dan menyeret mereka. Karena itulah, bangsa Arab dan kaum Muslimin seluruh dunia harus tetap berpecah belah, agar mereka tetap dalam tidur dan kebodohannya".
  1. Arnold Toynbee berkata: "Sesungguhnya persatuan Islam itu ibarat orang yang sedang tidur nyenyak, namun kita harus waspada bahwa orang yang tidur itu sewaktu-waktu bisa bangun".
  1. Moro Berger berkata: "Sejarah membuktikan bahwa kekuatan Arab berarti kekuatan Islam, maka dari itu hancurkanlah bangsa Arab, bersamaan dengan kehancurannya, hancur pula Islam di seluruh dunia".
  1. W. K. Smith (orientalis Amerika), berkata: "Apabila kaum Muslimin diberi kebebasan dalam dunia Islam, dan hidup dalam alam demokrasi, maka pasti Islam akan meraih kemenangan. Hanya dengan sistem diktator sajalah umat Islam dapat kita kacaukan, dan mereka akan asing dengan agamanya".
  1. Pemimpin majalah 'Times' (sebuah majalah Amerika), berkata: "Untuk mencegah hadirnya kesadaran dalam diri umat Islam, maka kita harus menjadikan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menjadi negara diktator militer. Dengan demikian kita akan dapat mencapai kemenangan terhadap bangsa Arab dan peradabannya".
  1. Fidel Castro memberikan nasehat kepada Israel yang berbunyi: "Israel harus berusaha keras jangan sampai gerakan gerilyawan Palestina itu menganut ajaran Islam. Karena ia akan memberikan kobaran semangat seperti yang biasa dikenal dalam masyarakat Islam. Sesungguhnya semangat agama Arab ini akan mempolarisasikan semua jamaah Islam yang lain, sehingga mustahil bagi Israel untuk memelihara eksistensinya. Juga saya peringatkan, agar Israel berusaha keras menjadikan negara Arab sekitarnya menjadi negara-negara sosialis, untuk menemukan kerjasama secara damai antara sosialis Arab dan sosialis Israel".
  1. Lawrence Braoun berkata: "Selama ini para pemimpin kami menakut-nakuti kami dari ancaman berbagai bangsa. Namun setelah kami teliti dengan seksama, ternyata rasa takut kami itu tidak beralasan. Mereka menakut-nakuti kami dengan bangsa Yahudi yang berbahaya, bangsa 'kuning' dari Jepang yang beracun, dan bahayanya bangsa 'merah' (Bolsyewik - Komunis). Kenyataannya, kaum Yahudi menjadi kawan karib kami, kaum komunis menjadi sekutu kami, dan bangsa Jepang ... untuk yang satu ini, sudah ada negara demokrasi besar yang menjamin akan menaklukannya.

Ternyata, bahaya terbesar yang kami temui adalah Islam. Hanya dialah musuh sebenarnya bagi kami, baik dalam penyebaran atau di dalam setiap sistem yang ada, maupun dalam semangatnya yang sangat menakjubkan".

  1. Philip Foundatie (seorang Perancis) berkata: "Adalah menjadi kewajiban bagi bangsa Perancis untuk melawan dan menghancurkan Islam di dunia ini, dan menerapkan politik bermusuhan dengan agama itu, serta berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghalangi penyebaran dan kebangkitannya".
  1. Keimon (seorang orientalis Perancis) berkata: "Menurut hemat saya, adalah menjadi kewajiban bagi kita untuk memusnahkan seperlima umat Islam, menghukum sisanya melakukan kerja paksa, menghancurkan Ka'bah di Mekkah, dan memindahkan mayat Muhammad di Medinah ke musium Le Louvre di Paris".
  1. Eks PM Inggris, James Callaghan berkata dalam wawancara tentang konperensi Qoud Lobby: "Sebenarnya di antara topik yang hendak dibicarakan ialah masalah Iran". Ditegaskan kemudian: "Masalah Iran itu mempunyai akar yang mendalam dan kuat, karena kita juga harus membicarakan masalah Turki, Pakistan dan Timur Tengah". Ditegaskan lagi: "Memang sulit bagi anda untuk memahami apa yang terjadi dalam masalah ini. namun saya sebagai seorang Kristen yang murni, akan mengatakan kepadamu: "Di sana ada musuh terbesar yang harus kami musnahkan, sampai ke akar-akarnya. Dia senantiasa menghalangi setiap rencana dan gagasan kami. Musuh kami itu adalah Aqidah (ajaran Islam; peny.), oleh sebab itulah dalam konperensi kali ini, kami fokuskan pada masalah yang sangat vital itu".
  1. Ben Gaurion seorang Kristen/Yahudi/Israel berkata: "Tidak ada yang paling menakutkan saya selain kalau dunia Arab akan melahirkan seorang Muhammad baru".

Moroe Barger, Al-Alamul Arabi Al-Muashir.

Abd. At-Tal, Judzurul Bala dan Jalal Al-‘Alim, Rencana orang-orang Barat untuk menghancurkan Islam.

Sejarah Hidup Muhammad, Haekal Muhammad, Hal. Liv, Tintamas, Jakarta, 1984

DR. Mohammad Na’im Yasin, Kenapa takut pada Islam, Hal. 17, Gema Insani Press, Jakarta, 1990.

Eastern Problem; London, hal. 149, tahun 1957.

Jalal Al-’Alim, Tokoh-tokoh Barat berkata: “Hancurkan Islam dan lenyapkan penganutnya”.

Jalal Al-‘Alim, Tokoh-tokoh Barat berkata: “Hancurkan islam dan lenyapkan penganutnya”.

Jalal Al-‘Alim, Tokoh-tokoh Barat berkata: “Hancurkan islam dan lenyapkan penganutnya”.

DR. Mohammad Na’im Yasin, Kenapa takut pada Islam, hal. 20, Gema Insani Press, Jakarta, 1990.

Jalal Al-‘Alim, Rencana orang-orang Barat untuk menghancurkan Islam.

Muhammad Mamud As-Shawaf, dari Umar Haliq, Al-Hayat Al-Lobnaniyah dengan judul: “Ma’rakatul Islam au Waqa-‘iuna fi Falastin, bainal amsi wal yaum”, hal. 203, cet 1969.

DR. Mohammad Na’sin Yasin, Kenapa takut pada Islam, hal. 47.

Philip Fondatie, Al-Isti’marul Faransi fi Africias Sauda.

DR. Mohammad Na’im Yasin, Kenapa takut pada Islam, hal. 50, Gema Insani Press, Jakarta, 1990.

DR. Mohammad Na’im Yasin, Kenapa takut pada Islam, Hal. 45, Gema Insani Press, Jakarta, 1990.

DR. Mohammad Na’im Yasin, Kenapa takut pada Islam, Hal. 45, Gema Insani Press, Jakarta, 1990