09 November 2008

Perjalanan Mengantarkan Sang Syuhada Hingga Liang Lahat

"Wajahnya seperti anak kecil yang baru saja dapat permen. Seperti bayi yang baru saja dimandikan bidan," katanya. Lebih lanjut Khairul mengatakan, "Wajahnya begitu bahagia dan bersih. Bibirnya tampak senyum."

Warga Serang sejak pagi tadi memadati Pemakaman Kampung Lopang Gede, Serang, Banten. Hal ini menyusul disiarkannya berita eksekusi mati pada pria asal kota ini, Imam Samudera. Imam bersama Amrozi dan Ali Ghufron, yang dituduh sebagai pelaku bom bali I dieksekusi Ahad dini hari di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (9/11).

Menurut Syafrison, warga Lopang Gede, jenazah Imam Samudera tiba di Serang dengan menggunakan helikopter polisi yang mendarat di Mapolda Banten. Selanjutnya, jenazah sempat dibawa ke rumah istri Imam Samudera yang berada di daerah Cinanggung. Baru kemudian, dengan menggunakan mobil ambulan, jenazah dibawa ke Masjid Al Manar yang berada di dekat rumah orangtua Imam Samudera, Embay Badriyah.

"Masjid berkapasitas 500 orang itu, tidak mampu menampung warga yang ingin ikut menyolatkan. Makanya, sholat jenazah dilakukan sampai empat kali," kata Syafrison kepada www.Hidayatullah.com.

Usai disholatkan, jenazah dibawa ke lokasi penguburan yang berada 300 meter dari Masjid Al Manar. Warga yang ingin menyaksikan prosesi pemakaman Imam Samudera telah berdesak-desakan. Sayangnya, satuan polisi yang berjumlah 500 personil telah berjaga-jaga di sekitar makam. Jadi, tak hanya warga yang tak bisa melihat langsung prosesi pemakaman, wartawan pun hanya bisa menyaksikan dari jarak sekitar 10 meter.

Sambutan Takbir

Suasana makam menjadi riuh saat jenazah tiba di pintu makam. "Allahu akbar, Allahu akbar," teriak warga menyambut kedatangan jasad Imam Samudera. Di antara mereka ada yang meneteskan air mata. Berkali-kali lantunan takbir itu diteriakkan. Sebagian lainnya, melantunkan tahlil, Laa Ilaha Illallah. Jenazah Imam, diusung di dalam keranda besi berwarna hijau dan ditutupi oleh kain warna hitam bertuliskan kalimat Thayyibah.

Ketegangan mulai terasa saat perlahan keranda berisi jenazah pemilik nama lain Abu Umar ini masuk lokasi pemakaman. Seluruh warga berlomba ingin ikut mengangkat keranda. Untungnya, sebagian warga segera membuat pagar betis. Namun, untuk membawa keranda ke lubang makam ternyata tak mudah. Pria-pria yang membawa keranda itu harus berdesakan dengan warga. Hidayatullah.com yang berada di samping keranda saat diusung menuju makam, juga ikut berdesak-desakan. Saat dorong-dorongan itu, telintas penulis membayangkan jamaah haji di Makkah yang berdesak-desakan hendak melempar jumrah. Butuh tenaga dan fisik yang kuat untuk menahan arus manusia.

Suasana demikian haru, saat jasad Imam Samudera diletakkan dalam tanah. Teriakan takbir kembali menggelegar di sekeliling lubang kubur. Bahkan, pelayat yang rata-rata menggunakan gamis dan pakaian khas Afhanistan mengeluarkan ucapan yang berjanji akan meneruskan perjuangan Imam Samudera. "Demi Allah, kematian Imam Samudera akan melahirkan ribuan mujahid yang akan meneruskan cita-cita perjuangannya," teriak salah satu pelayat.

Usai dimakamkan, secara bergantian pelayat melaksanakan sholat Ghaib di depan makam Imam Samudera. Menurut Munir, wartawan yang meliput pemakaman, sholat itu dilaksanakan sebanyak tujuh kali.

Khoirul Anwar, kakak Imam Samudera yang turut memasukan jenazah ke liang lahat begitu terpukau saat melihat sang adik terakhir kali.

"Wajahnya seperti anak kecil yang baru saja dapat permen. Seperti bayi yang baru saja dimandikan bidan," katanya. Lebih lanjut Khairul mengatakan, "Wajahnya begitu bahagia dan bersih. Bibirnya tampak senyum."

Yang lebih aneh lagi adalah pengakuan adik Imam Samudra, Lulu Jamaluddin. "Jenazah kakak wangi sekali waktu dikeluarkan dari peti. Seperti minyak wangi yang sering dipakainya," ujar Lulu Jamaluddin dikutip inilah.com, di rumah duka, Lopang Gede, Serang

Tentang darah segar yang mengalir dari salah satu bagian tubuhnya, Khairul menjawab, "Memang darah Syuhada tak pernah kering," ujarnya. Sampai sore ini, palayat tak henti berdatangan dan mengalir sejak pagi hari. (Hidayatullah.com)

Betulkah Australia Pelaku Bom Bali Sesungguhnya ?

Almarhum ZA Maulani, mantan kepala BAKIN era Habibie, menurut Fauzan, juga sering bertemu dirinya untuk menjelaskan bahwa bahan bom Bali itu bukan karbit, TNT, atau C4, melainkan mikronuklir.

Imam Samudra, Muklas, dan Amrozi telah dieksekusi mati dini hari tadi. Namun, peristiwa Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2002 masih menyisakan keraguan bagi sejumlah kalangan.

Pertanyaan yang muncul antara lain, tentang bahan baku bom dan pelaku utama di balik peristiwa tersebut.

Fauzan Al-Anshari, Direktur Lembaga Kajian Strategis Islam (LKSI), dalam surat elektronik yang ditujukan kepada okezone, menyebutkan adanya kemungkinan bom yang digunakan adalah bom mikronuklir. Fauzan menyebutkan tulisan sejumlah investigator tentang kemungkinan itu.

Seperti Joe Vialls, investigator bom independen Australia yang wafat 2005 lalu. Dalam situsnya (www.thetruthseeker.co.uk/columnist.sp?ID=3), Vialls menulis tiga artikel berjudul: Bali Micro Nuke Buried By Western Media, Bali Micro Nuke-Lack of Radiation Confuses "Expert", dan Micro Nuke Used in Bali "Terrorist" Lookalike Attack.

Vialls menegaskan bahwa adanya cendawan panas, kawah, cahaya, dan listrik mati sebelum ledakan bom adalah bukti tak terbantahkan hadirnya mikronuklir dalam bom tersebut.

"Bahkan, saksi lain, Kapten Rodney Cox, yang juga menyaksikan bom itu meledak dan membuat tulisan yang dimuat di situs Army Australia, tetapi mendadak dihapus karena laporannya bisa membuat masalah bagi Australia di masa datang," ungkap Fauzan, Minggu (9/11/2008).

"Sayang sekali, sampai sekarang umat Islam tidak mengetahui second opinion siapa sesungguhnya pelaku utama bom tersebut," sesalnya.

Fauzan menyatakan, sudah beberapa kali dirinya bertemu Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu, mantan KSAD era Megawati. Dalam pertemuan itu Ryamizard menjelaskan ketidakmampuan TNI untuk membuat bom sedahsyat itu.

Almarhum ZA Maulani, mantan kepala BAKIN era Habibie, menurut Fauzan, juga sering bertemu dirinya untuk menjelaskan bahwa bahan bom Bali itu bukan karbit, TNT, atau C4, melainkan mikronuklir.

"Saya pun diajak rapat membahas hal itu dengan sejumlah petinggi MUI di Istiqlal. Namun, karena adanya tekanan dari pihak tertentu, maka hasil investagasi MUI urung dipublikasikan dan batal menjadi saksi adecharge (meringankan) di sidang pengadilan Amrozi dkk di Bali," ungkap dia.

Dengan demikian, Fauzan yakin bom yang meledak dan menewaskan 202 orang itu adalah bom mikronuklir. Bukti yang menguatkan, menurut Fauzan, adalah para kulit korban hingga saat ini masih sakit, gatal-gatal, dan bila terkena sinar matahari menjadi keriput dan bengkak, mirip korban bom nuklir di Hiroshima, Jepang. "Bagi yang tidak percaya saya ajak ber-mubahalah, siapa yang dusta disambar petir. Itu (bom) tidak mungkin disebabkan oleh karbit," pungkas dia.

Hingga kini belum pernah ada terpidana kasus terorisme di dunia ini yang dijatuhi hukuman mati. Amrozi, Imam Samudra, dan Muklas adalah yang pertama.

"Sampai detik ini pun belum ada tersangka teroris di dunia yang dihukum mati melalui pengadilan. Jadi bila eksekusi ini terjadi, maka inilah kali pertama terpidana terorisme dihukum mati," kata Fauzan Al-Anshari.

Fauzan lalu membandingkan pidana mati ketiganya dengan peledakan yang dilakukan oleh Syekh Omar Abdurrahman di Oklahoma sekira tahun 1995. Oleh otoritas Amerika Serikat, Syekh Omar hanya dihukum seumur hidup.

Fauzan mengatakan, saat dirinya membesuk Amrozi, Imam Samudra, dan Muklas pada 17 Oktober lalu dan menanyakan peran mereka terhadap kasus Bom Bali I, Amrozi menjelaskan bahwa peran utamanya adalah membeli bahan bom berupa karbit sebanyak satu ton.

"Dia membeli dari toko Tidar di Surabaya," kata dia.

Sementara Muklas merupakan seorang ustad yang memberi semangat untuk melakukan aksi pengeboman tersebut. Imam Samudera melakukan survei dan konsep penyerangan yang ia lakukan tiga bulan sebelum bom diledakkan. Secara khusus Imam membuat website bertitel istimata.com yang isinya mengklaim bertanggung jawab atas peledakan bom tersebut.

Namun yang menjadi pertanyaan, menurut Fauzan, mengapa Ali Imron, adik Muklas dan Amrozi, yang memiliki peran lebih banyak, justru tidak dijatuhi hukuman mati. Padahal, menurut penuturan Muklas kepada Fauzan, Ali Imron adalah ahli merakit bom dan perannya dalam bom Bali jauh lebih besar dari dirinya.

"Semestinya Muklas, Amrozi, dan Imam Samudra tidak sampai dihukum mati," kata Fauzan.

"Mengapa Ale cuma dihukum seumur hidup? Apakah karena dia dianggap kooperatif dengan Komjen Gories Mere sehingga diajak 'dugem' di kafe Starbucks? Atau karena telah memberi info penting tentang anggota JI sehingga diundang buka bersama di rumah Komandan Densus 88 Brigjen Surya Dharma?" tanya Fauzan.
(dakta.com)

Umar Shihab : Siapa Bilang Amrozi Syuhada ?

Terpidana mati bom Bali I Amrozi cs sudah dieksekuti mati. Ketiganya mengaku kalau mereka mati syahid atau syuhada karena memerangi kekafiran. Namun Majelis Ulama Indonesia (MUI) punya pendapat lain, Amrozi bukan syuhada.

"(Amrozi cs) Mati syahid tidak mungkin. Itulah orang yang membunuh tidak mungkin dikatakan syahid kecuali perang," ujar Ketua MUI Umar Shihab kepada detikcom, Minggu (9/11/2008).

Umar mengatkan, defenisi syuhada adalah orang-orang yang berjuang karena Allah SWT dan untuk kepentingan agama. Kalau bukan untuk kepentingan agama bukan mati syahid. "Syahid dunia dan akhirat," jelasnya.

Menurut Umar, kalau dalam kondisi damai lalu membunuh, hal itu tidak dibenarkan. Tidak ada dalam agama apapun yang membenarkan membunuh siapapun.

"Saya kira tidak benar (membunuh). Kita tidak dalam perang. Kita dalam keadaan damai dan apa yang dilakukan mereka (membom Bali) ada orang Islam yang terbunuh," ujarnya
(dakta.com)

Sebelum Ekseskusi, Pekik Takbir Bergema Di LP

Pukul 23.15 WIB
Ratusan aparat Brimob dan Densus keluar dari sel dengan membawa serta Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra. Ketiga terpidana mati itu tampak jelas di antara kerumunan polisi itu. Amrozi cs memekikkan takbir berkali-kali saat berjalan di lorong. Takbir mereka disambut pekikan takbir oleh para napi lainnya yang terpaksa tidak tidur saat itu. Suasana cukup gempita.


Tiga terpidana mati Bom Bali: Amrozi, Ali Gufron alias Mukhlas, dan Imam Samudra telah mati ditembak. Kejagung sebagai eksekutor memastikan ketiga otak peledakan bom Bali itu meninggal pukul 00.15 WIB, ahad (9/11/2008). Lalu bagaimana tanggapan TPM atas Ekseskusi ini ?

Tim Pembela Muslim ( TPM) berencana akan menggugat sejumlah pihak yang terlibat dalam eksekusi mati Amrozi Cs. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan permintaan Amrozi sebelum dieksekusi.

"Kita akan segera menggugat pihak-pihak yang terlibat dalam eksekusi. Ini sesuai dengan wasiat Amrozi," ujar anggota TPM Achmad Michdan saat dihubungi okezone per telepon, Minggu (9/11/2008).

Hingga kini, TPM belum mempercayai Amrozi Cs telah dieksekusi sekalipun sudah ada keterangan resmi dari Kapuspenkum Kejagung Jasman Panjaitan.

"Kita masih menunggu kabar dari adik Amrozi dan Mukhlas, Ali Fauzi, yang ikut menyaksikan eksekusi. Hingga kini, kami belum ada kontak dengan dia," tandasnya.

Dia menyesalkan, mengapa eksekusi ketiga kliennya tersebut tidak dapat disaksikan pihak TPM. Padahal sesuai dengan aturan yang berlaku, pengacara bisa menyaksikan eksekusi mati kliennya.

"Seharusnya kejagung bisa menghindari fitnah. Masa kita tidak boleh ikut menyaksikan eksekusi. Padahal, saat eksekusi kasus Sumiarsih pengacara diperbolehkan melihat langsung. Kita harus menyelidiki kabar tersebut," pungkasnya

Kronologis Ekseskusi

Bagaimana kronologi eksekusi dan apa yang terjadi pada detik-detik menjelang eksekusi? Kejagung belum menjelaskan secara detil.

Seorang sumber detikcom di dalam LP menceritakan kronologi sebagai berikut:

Pukul 14.00 WIB, Sabtu (8/11/2008)

Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra terlihat di sel-sel isolasi mereka di LP Batu Nusakambangan. Dari wajahnya, mereka terlihat santai, dan gembira. Mereka memberi salam kepada napi yang lewat depan sel mereka.

Pukul 23.00 WIB

Ratusan anggot Brimob dan Densus memenuhi bangsal LP Batu Nusakambangan. Kemudian secara serentak, mereka masuk ke dalam sel-sel Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra.

Pukul 23.15 WIB

Ratusan aparat Brimob dan Densus keluar dari sel dengan membawa serta Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra. Ketiga terpidana mati itu tampak jelas di antara kerumunan polisi itu. Amrozi cs memekikkan takbir berkali-kali saat berjalan di lorong. Takbir mereka disambut pekikan takbir oleh para napi lainnya yang terpaksa tidak tidur saat itu. Suasana cukup gempita.

Pukul 23.25 WIB

Amrozi cs sudah tiba di luar, tak terlihat lagi dari dalam bangsal. Saat itulah suara takbir yang mereka serukan terputus. Pintu bangsal ditutup lagi.

Pukul 23.30 WIB

Ketiga bomber itu dimasukkan ke dalam mobil-mobil yang dipersiapkan. Ada banyak mobil yang berkonvoi. Termasuk truk polisi.

Pukul 23.45 WIB

Setelah persiapan siap, rombongan kemudian berangkat menuju Bukit Nirbaya. Pemberangkatan dipimpin oleh seseorang yang diduga polisi melalui semacam upacara.

Pukul 00.05 WIB

Amrozi cs tiba di Bukit Nirbaya dan langsung digiring ke tiang eksekusi yang telah disiapkan. Mereka diposisikan di tiang-tiang eksekusi itu. Sementara anggota polisi berbaris. Perangkat lain, seperti rohaniawan dan tim dokter juga bersiap di tempat yang disediakan.

Pukul 00.15 WIB

Tiga regu tembak Brimob Polda Jateng melakukan tugasnya menembak Amrozi, Imam Samudra, dan Muklas dalam waktu bersamaan.

Pukul 00.20 WIB

Tim dokter memastikan bahwa ketiga terpidana bom Bali itu sudah meninggal dunia.

Pukul 00.25 WIB

Ketiga jenazah kemudian digotong dan diangkut ke dalam mobil. Kemudian dibawa menuju ke poliklinik LP Batu dengan kawalan banyak anggota Brimob dan Densus.

Pukul 00.45 WIB

Ketiga jenazah tiba di Poliklinik dan kemudian dimasukkan ke dalam ruang otopsi. Jenazah ditangani oleh tim medis untuk dikeluarkan peluru yang bersarang di badan mereka.

Pukul 02.10 WIB

Ketiga jenazah dimandikan. Adik Muklas dan Amrozi, Ali Fauzi, ikut memandikan.


Pukul 04.00 WIB

Jenazah disalati di masjid LP Nusakambangan.

Pukul 05.45 WIB

Serah terima jenazah dari petugas Kejaksaan kepada pilot yang membawa jenazah yang kemudian diserahkan ke pihak keuarga.

Pukul 06.00 WIB

Tiga helikopter diberangkatkan dari Nusakambangan. Satu heli membawa jenazah Abdul Azis alias Imam Samudra yang akan diberangkatkan ke Serang, Banten. Dua heli menuju Lamongan. Satu heli membawa jenazah Amrozi dan Ali Ghufron alias Muklas dan satu lagi membawa keluarganya.

Pukul 08.30 WIB

Helikopter yang membawa Imam Samudra mendarat di Serang dan diserahterimakan kepada keluarga dalam hal ini diwakili oleh Agus. Lalu jenazah disalati dan dimakamkan.

Pukul 08.55 WIB

Jenazah Amrozi dan Muklas mendarat di kampung halamannya di Lamongan, Jawa Timur.

(dakta.com)

Ba'asyir: Amrozi Cs Meninggal Dalam Fi Sabilliah !

Sementara itu Sekira satu jam sebelum kedatangan jenazah Amrozi dan Muklas, warga dibuat takjub dengan kedatangan tiga burung belibis yang melayang-layang di udara Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Mereka menganggap jenazah mereka langsung bertemu dengan Allah. Burung itu bidadari yang menjemput.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir tiba di kediaman Ibunda Amrozi-Muklas, Hj Tariyem sekira pukul 14.00 WIB. Dalam Tausiyahnya Abu Bakar menyatakan Amrozi dan Muklas adalah mati syahid.

Ba'asyir, datang dengan berjalan kaki dari jalur utara Ponpes Al Islam dikawal puluhan pendukung Amrozi-Muklas. Para wartawan dibatasi dan dilarang mengambil gambar ustadz sepuh itu. Mereka pun bahkan melarang pengunjung yang mengambil gambar Ba'asyir melalui ponsel mereka.

Setibanya di rumah duka, Ba'asyir langsung menyalatkan dan mendoakan keduanya, sebelum akhirnya memberikan tausiyah di hadapan ribuan orang keluarga besar dan simpatisan Amrozi-Muklas.

"Keluraga yang ditinggalkan harus bergembira karena keduanya meninggal fi sabilliah dalam memerangi kebathilan di dunai," ujar Ba'asyir dalam tausyiah.

Sementara itu Sekira satu jam sebelum kedatangan jenazah Amrozi dan Muklas, warga yang memadati area sekitar rumah Hj. Tariyem, dibuat takjub dengan kedatangan tiga burung belibis yang melayang-layang di udara Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan.

"Ini tanda jenazah mereka langsung bertemu dengan Allah. Burung itu bidadari yang menjemput," ungkap H Ahmad, salah satu pendukung Amrozi cs, Minggu (9/11/2008).

Mereka yakin jenazah ketiga terpidana mati yang telah dieksekusi dini hari tadi, Amrozi, Muklas dan Imam Samudra akan masuk surga.

(dakta.com)

AKANKAH AMERIKA BERTAUBAT???

Dengan dimulainya system demokrasi yang melanda dunia ini, banyak pihak menyebutkan bahwa dengan memakai system tersebut akan membawa dampak positif kepada kebenaran dan keadilan, karena mereka memandang bahwa sesuatu keputusan itu haruslah karena pilihan para manusia/rakyat.

Menurut pencetus dan pengusungnya, demokrasi adalah pemerintahan rakyat (dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,). Rakyat pemegang kekuasaan mutlak. Pemikiran ini jelas bertentangan dengan syari'at Islam dan aqidah Islam. Allah berfirman. Artinya : Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. (Al-An'am : 57).

Secara sejarahnya, gagasan demokrasi berasal dari budaya kuno Yunani yang mau membentuk pemerintahannya yang dipimpin oleh ramai orang. Dan, pada tahun 508 SM, Cleisthemes mula-mula memperkenalkan dan melaksanakan sistem “pemerintahan rakyat” di Athens.

Akan tetapi ide demokrasi itu muncul dan berkembang di Eropa sebagai jalan tengah dia atas pertikaian antara kaum gerejawan salibis yang mau pemerintahan diserahkan kepada raja yang dikatakannya sebagai wakil tuhan di dunia. Sebaliknya, kaum pemikir Liberal pula menginginkan agar gereja jangan mencampuri kehidupan karena sejarah abad kegelapan telah membuktikan betapa peranan gereja dalam kehidupan hanyalah melahirkan kegilaan diktator dan kesengsaraan bagi rakyat.

Pada saat itu demokrasi muncul menjadi "Nabi baru" untuk menyelesaikan pertikaian yang ada sehingga berlakunya kesepakatan antara kaum gerejawan, atau istilah yang lain, agamawan, dengan para pemikir. Keadaan akhirnya menentukan bahwa gereja/agama hanyalah semata-mata mengatur dalam tataran peribadi individu, sedangkan politik kenegaraan telah diserahkan sepenuhnya kepada rakyat.

Jadi, ide inilah yang kemudian dikenal sebagai sekularisme (pemisahan agama dalam kehidupan) yang juga menjadi dasar bagi lahirnya ide kapitalis itu sendiri. Sehingga boleh dikatakan bahwa demokrasi itu lahir dari ide sekularisme yang notabene kepada ideologi yang telah lahir dari peradaban barat.

Ironisnnya "Nabi baru" ide Demokrasi ini di "makan" oleh Ummat Islam yang sudah jelas dan nyata bahwa Islam adalah system kehidupan yang mengatur soal Kenegaraan antar manusia (hablu minannas) dan mengatur hubungan antara manusia dengan sang khalik (hablu minallah).

Allah menurunkan Al Quran yang berfungsi sebagai pedoman, petunjuk sekaligus system yang harus wajib terealisasi akan isi kandungannya. Islam adalah Dien (agama) rahmatil lil a'lamin yang mencakup kepada persoalan ibadah, Muamalah, Munakahat, dan tentunya kepada Syariah Jinayah/Daulah. Jadi tidak ada alasan lain bahwa umat islam mencontoh / mengkiblat kepada "Nabi baru" ajaran barat dengan system demokrasinya.

Barat sangat di identikan dengan amerika, Amerika sangat erat sekali dengan system demokrasinya, terakhir yang sangat populer di alam jagat ini adalah pemilihan president yang begitu meriah, hampir semua media masa yang ada di dunia ini menyerotinya. wajar sekali hampir semua negara begitu apresiasi dengan pergelaran pesta "akbar" demokrasi amerika, karena kenapa?... karena mereka sangat mentauladaninya "Nabi baru" (hampir semua tindak-tanduk amerika banyak yang dicontohnya) sekaligus menjadi kiblatnya negara yang memakai system demokrasi. Padahal bagi ummat Islam yang patut untuk dicontoh dan ditauladani tindak-tanduknya adalah panglima perang Islam, pemimpin besar Islam sejati sang guru tauladan Nabiullah Muhammad Saw.

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmad) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah" (QS 33:21)

Kemudian Kami jadikan engkau (hai Muhammad) atas syari'ah di antara urusan, maka ikutilah syari'ah itu dan janganlah engkau turut hawa-nafsu orang-orang yang tidak berilmu (45:18)

Kalau kita cermati akan kehidupan Nabi Muhammad saw, beliau adalah Pendakwah sejati yang selalu menyeru manusia dari kegelapan (bodoh jahil) kepada cahaya Allah. beliau adalah pemimpin Negara/daulah dengan direalisasikannya hukum syariat Allah, tidak ada diskriminatif kepada manusia tentang pemberlakuan hukum Allah, saking pentingnya berlakunya hukum Allah itu beliau rela akan menghukum dengan hukum Allah kalau sekiranya ada pihak keluarga dari Nabi yang melanggar aturan Allah. Sabdanya: "Walaupun andaikata Fatimah mencuri akan kupotong tangannya". Sabda itu keluar dari mulut beliau, tatkala beberapa orang bangsawan kepada Rasulullah SAW memintakan grasi seorang perempuan bangsawan yang mencuri agar tidak dipotong tangannya. Sabda beliau itu menunjukkan bahwa tidaklah boleh ditafsirkan ungkapan memotong tangan itu secara metaforis dengan memotong kekuasaan. Sabda beliau itu menunjukkan bahwa memotong tangan itu betul-betul berarti sungguh-sungguh memotong tangan.

Syariat Allah, Undang-undang Allah mesti wajib untuk diberlakukan, karena hanya dengan syariat Allahlah bukan dengan yang lainnya Dunia ini bisa menjadi makmur, sejahtera, Adil dalam menetapkan hukum sekaligus Islam bisa terealisasi total menjadi rahmatil lil alamin.

Bagi kemenangan pendukung Barack Obama sendiri, rakyat amerika mengharapkan akan terciptanya kesejahteraan yang lebih baik, lebih adil dan tentunya banyak pihak yang berharap akan kembalinya normal perekonomian amerika yang sedang lagi krisis. Sekaligus bagi negara-negara yang berkiblat kepada Amerika, sama halnya berharap dengan kepemimpinan yang baru ini bisa menstabilkan perekonomian dunia, bisa terlaksananya hak asasi hawa nafsu manusia (al An'am:57 : artinya Hak menetapkan aturan milik Allah) yang sempat dilanggar oleh sang tauladannya yaitu dengan kebijakan yang mendzalimi menindas rakyat afgahanistan, rakyat iraq dan yang paling terpenting kepada rakyat islam itu sendiri.

Akankah amerika bertaubat, bisa menjadi tauladan bagi dunia dengan kepemimpinannya yang baru yaitu pemimpin besarnya barack obama, walaupun secara system masih memakai system hawa nafsu demokrasi???

Akankah negara-negara yang berkiblat kepada amerika merasakan keadilan, kesejahteraan dan hak asasi hawa nafsu manusia???

Akankah Negeri-negeri Islam terbebas dari bentuk kedzaliman dan penindasan Amerika ???

Akankah system demokrasi Amerika menjadi rahmatil lil a'lamin kepada ummat manusia???

Yang pasti selama system yang berlaku di dunia ini bukan kepada syariat, yang berlaku hanyalah system hawa nafsu jahiliyyah manusia, maka secara otomatis bentuk kedzaliman dan kesengsaraan kepada ummat akan terus merajalela.

Wallahu’alam
(Kata Islam)