Sebanyak 200 umat islam yang tergabung dalam Aliansi Front Anti Pemurtadan Kota bekasi hari ini, jumat 28/11/08 mendatangi kantor walikota bekasi. Mereka meminta agar pemerintah kota bekasi bertanggung jawab atas keluarnya surat rekomendasi yang di tanda tangani oleh Walikota Bekasi H.Muchtar Muhamad atas penyelenggaraan acara " Bekasi Berbagi Bahagia" yang ternyata memiliki Modus Kristenisasi.
Dalam aksinya mereka berkumpul terlebih dahulu di Masjid islamic center bekasi. Setealah itu mereka bergerak menuju kantor walikota bekasi yang terletak di JL.Ahmad yani kota bekasi.
Sepanjang jalan, tak henti-hentinya mereka berorasi secara bergantian yang intinya mengecam tindakan pemkot dan meminta membubarkan yayasan mahanaim selaku penyelenggara acara ini.
Beberapa aktivis islam juga sempat membentangkan Poster dan spanduk yang mengecam kristenisasi gaya baru, lewat kegiatan sosial. Mereka juga meminta agar umat islam lebih waspada terhadap aksi mereka yang ingin memperkeruh kerukunan umat beragama.
Namun sesampainya di kantor walikota tidak ada satu pun pejabat pemkot yang menemui mereka. Alhasil mereka mengaku kecewa atas tindakan ini.
Menurut informasi dilapangan, plh walikota bekasi Tjandra Utama yang juga Sekda bekasi saat demo berlangsung tengah berada di bogor. Sementara walikota bekasi dan wakilnya tengah menunaikan ibadah haji.
Kepada wartawan, Tjandra menyatakan pihaknya tidak dapat membubarkan yayasan mahanaim karena hal itu merupakan kewenangan pusat. Namun dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Departemen agama untuk membicarakan masalah ini.
Sementara itu, sebelum meninggalkan kantor walikota aktivis umat islam ini sempat membacakan pernyataan sikap yang berisi:
1. Mengutuk acara "Bekasi Berbagai Bahagia" karena memperdaya umat dan bersikap tidak jantan dalam menyebarkan agamanya.
2.Menuntut yayasan Mahanaim meminta maaf terhadap umat islam di bekasi dan umat islam indonesia atas aksi pemurtadan yang mereka lakukan.
3.Mendesak agar yayasan mahanaim di bubarkan.
4. Meminta agar walikota berhati-hati dalam memberikan izin terhadap kegiatan yang dapat meresahkan umat
5.Menghimbau agar umat islam dapat bersikap lebih waspada terhadap aksi pemurtadan dalam bentuk apapun.
(dakta.com)
Dalam aksinya mereka berkumpul terlebih dahulu di Masjid islamic center bekasi. Setealah itu mereka bergerak menuju kantor walikota bekasi yang terletak di JL.Ahmad yani kota bekasi.
Sepanjang jalan, tak henti-hentinya mereka berorasi secara bergantian yang intinya mengecam tindakan pemkot dan meminta membubarkan yayasan mahanaim selaku penyelenggara acara ini.
Beberapa aktivis islam juga sempat membentangkan Poster dan spanduk yang mengecam kristenisasi gaya baru, lewat kegiatan sosial. Mereka juga meminta agar umat islam lebih waspada terhadap aksi mereka yang ingin memperkeruh kerukunan umat beragama.
Namun sesampainya di kantor walikota tidak ada satu pun pejabat pemkot yang menemui mereka. Alhasil mereka mengaku kecewa atas tindakan ini.
Menurut informasi dilapangan, plh walikota bekasi Tjandra Utama yang juga Sekda bekasi saat demo berlangsung tengah berada di bogor. Sementara walikota bekasi dan wakilnya tengah menunaikan ibadah haji.
Kepada wartawan, Tjandra menyatakan pihaknya tidak dapat membubarkan yayasan mahanaim karena hal itu merupakan kewenangan pusat. Namun dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Departemen agama untuk membicarakan masalah ini.
Sementara itu, sebelum meninggalkan kantor walikota aktivis umat islam ini sempat membacakan pernyataan sikap yang berisi:
1. Mengutuk acara "Bekasi Berbagai Bahagia" karena memperdaya umat dan bersikap tidak jantan dalam menyebarkan agamanya.
2.Menuntut yayasan Mahanaim meminta maaf terhadap umat islam di bekasi dan umat islam indonesia atas aksi pemurtadan yang mereka lakukan.
3.Mendesak agar yayasan mahanaim di bubarkan.
4. Meminta agar walikota berhati-hati dalam memberikan izin terhadap kegiatan yang dapat meresahkan umat
5.Menghimbau agar umat islam dapat bersikap lebih waspada terhadap aksi pemurtadan dalam bentuk apapun.
(dakta.com)