28 September 2008

Kronologi Bentrok FPI-AKKBB : Banser Jakarta Tegaskan Tak Ikut Campur Perkara Ricuh FPI-AKKBB, Jadi Siapa?



Ketua Umum FPI Habib Rizieq menuding aktivis AKKBB Guntur Romli berada di balik penyerangan terhadap anggotanya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. FPI melaporkan penyerangan ini ke Polda Metro Jaya.

“Pada hari ini saya meminta segenap kuasa hukum melaporkan wartawan Tempo Guntur Romli ke Polda Metro Jaya telah melakukan penghinaan etnis dan mengancam melakukan pembunuhan kepada Habib Ali,” kata Rizieq di Masjid Al Hikmah PN Jakpus, Jakarta, Kamis (25/9).

Rizieq menyebutkan, berdasarkan keterangan anggotanya, Guntur Romli membawa preman-preman yang dipersenjatai sejumlah barang seperti celurit dan menyerang anggota FPI yang sedang menghadiri sidang.

Sementara Habib Ali yang menjadi korban mengungkapkan, bentrokan itu bermula saat dirinya berpapasan dengan Guntur.

“Saya dikatakan Arab oleh Guntur Romli, dibilang memperkosa TKW di sana,” tutur Ali.

“Dia bilang ke saya, gue bunuh lu,” imbuh Ali menirukan ucapan Guntur.

Guntur, lanjut Ali, mencoba memprovokasi dirinya dengan ucapan: “Ayo, lu jual gue beli,”

“Saya tidak suka provokasi, dan tidak terprovokasi. Aparat diam saja,” tegas Ali.

Akibat bentrokan itu, 3 anggota FPI menjadi korban. Korban bernama Tomi terkena sabetan besi di tangannya dan bagian belakang kupingya terkena celurit.

Sedangkan anggota FPI bernama Junaidi mengalami memar di tangan kanan akibat hantaman benda keras, dan seorang anggota FPI lainnya bernama Eko mengalami lebam di pipinya akibat pukulan besi.

“Kita ada bukti saksi dan korban. Dan tadi salah satu tas preman yang menyerang itu jatuh,” kata Rizieq.

Rizieq pun mengeluarkan isi tas berupa sebuah lembaran bertuliskan kontras, dan buku berwarna hijau berjudul ‘99 Keistimewaan Gus Dur’ berikut daftar nama 33 preman bayaran yang ikut menyerang.

“Dengan sengaja para preman diberikan sebuah baju yang masih baru bertuliskan Banser, Gus Nuril,” kata Rizieq sambil menunjukkan bahan baju warna hitam yang masih baru.

“Ini upaya adu domba, FPI dan NU bersaudara. Saya tekankan, bersaudara. Mereka preman celurit, jangan ada adu domba yang memecah persatuan dan kesatuan. Ini upaya yang radikal, penghasutan, fitnah dan upaya pembunuhan,” teriak Rizieq.

Sekitar pukul 14.00 WIB, Habib Ali dan 3 korban bentrokan didampingi beberapa kuasa hukum menuju Polda Metro Jaya untuk melaporkan kejadian ini.[L6] (Inilah.com)

Banser Jakarta Tegaskan Tak Ikut Campur Perkara Ricuh FPI-AKKBB, Jadi Siapa?
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) DKI Jakarta menegaskan, pihaknya tak ikut campur perkara ricuh antara massa Front Pembela Islam (FPI) dengan para aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Waspada ada upaya adu domba antar komponen umat Islam. Siapa aktor di balik itu semua?

Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser DKI Jakarta, Avianto Muhtadi, mengatakan, isu bahwa Banser terlibat dalam bentrok massa FPI dan aktivis AKKBB di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis (25/9) kemarin, merupakan fitnah tak berdasar.

“Terutama terkait isu bentrok FPI-Banser, kami Satkorwil Banser DKI Jakarta menyatakan tidak pernah menginstruksikan jajarannya untuk terlibat dalam kasus tersebut,” jelas Avianto dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (26/9).

Avianto sangat menyesalkan tindakan yang dinilainya sebagai bentuk penghasutan terhadap pemakaian kaos bergambar Banser pada kejadian tersebut. Ia pun meminta kepada aparat penegak hukum agar segera bertindak tegas pada para pelakunya.
Ada Upaya Pecah Belah

Ricuh pada sidang kasus tragedi Monas 1 Juni 2008 dengan terdakwa Ketua FPI Rizieq Shihab itu, tak ada hubungannya dengan Banser. Namun, Rizieq menyebutkan bahwa anggotanya menemukan kaos bertuliskan Banser. Menurutnya, kaos yang dikenakan orang-orang itu, dia sebut 'preman'. Padahal, katanya, Banser adalah benteng ulama, bukan preman.

Selain itu, usai kejadian tersebut, ditemukan pula sebuah tas yang di dalamnya terdapat majalah Kontras. "Anda tahu, kan, ini siapa di baliknya," kata Rizieq dalam jumpa pers di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, kemarin.

Ada pula buku dengan sampul bergambar Gus Dur (Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa, KH Abdurrahman Wahid). "Dan, Anda tahu lagi di dalamnya kita temukan ada 33 nama-nama ‘preman’ yang didatangkan hari ini," tambahnya.

Rizieq meminta masyarakat memperhatikan tulisan Gus Nuril di bawah tulisan Banser. Ia mempersilakan agar khalayak mengecek apakah mereka benar-benar di bawah komando Gus Nuril (mantan Panglima Pasukan Berani Mati).

Semua bukti tersebut diperlihatkan oleh Habib Ali pada saat wawancara di tvOne, Kamis malam (25/09/08). Dalam acara tersebut dihadirkan pula Guntur Romli di studio yang berbeda. Aktivis AKKBB tersebut mengiyakan temannya menggunakan kaos Banser.

"Tetapi yang terjadi Banser diserang oleh Front Pembela Islam, dan kami mendapatkan dukungan dari Banser dan Garda Bangsa," bela Guntur dalam sebuah wawancara di tvOne, semalam.

Sempat Diragukan

Sejak awal, Munarman meragukan kredibilitas Guntur, saat menulis bahwa Umar bin Khathab pernah melakukan anal seks [baca: Sebut Sahabat Umar ra Pelaku Anal Seks, Munarman Ragukan Kredibilitas Guntur Romli ]. Namun, Guntur berkilah bahwa Guntur tidak mengakui soal tulisannya tersebut. Ia beralasan apa yang dia tulis tidak persis seperti itu. Sementara setelah mendapatkan izin majelis hakim, Munarman menunjukkan berkas tulisan-tulisan tersebut pada Guntur, jaksa dan pengacaranya. dan berkilah

Patut diketahui, Guntur Romli merupakan aktivis JIL, sebuah lembaga yang ditengarai banyak menerima donasi dari AS. Banyak tokoh-tokoh JIL yang mendapat beasiswa studi di AS dan mereka ini menjadi “orang-orang Islam” yang sering mengeluarkan pendapat yang aneh-aneh dan kontroversial tentang Islam itu sendiri.

Bagi banyak ulama, JIL dianggap sebagai kaki tangan kepentingan Zionis di Indonesia karena juga bergabung dengan Libforall, induk organisasi mereka yang dipimpin seorang Yahudi Amerika bernama Holland M. Taylor (www.libforall.com). Holand Taylor inilah yang mendampingi Abdurrahman Wahid menerima Medali Penghargaan (medal of Valor) dari petinggi Zionis Yahudi-Amerika di AS akhir Mei lalu.

Beberapa waktu lalu, Rand Coorporations [baca: Insiden Monas dan Pecah Belah Ala RAND Corporation merekomendasikan untuk memecah belah umat Islam dengan politik belah bambu. Mendukung satu pihak dan menjatuhkan pihak lain, berikutnya membentrokkan antar kelompok tersebut. Mungkinkah bentrokan kemarin, untuk menjalankan skenario asing tersebut? [m/nu/era/tvone/syabab.com]

Bergegaslah Dalam Kebaikan

dakwatuna.com - “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al Abaqarah 148

Dalam ayat ini Allah memerintahkan fastabiqul khahiraat (bersegeralah dalam berbuat baik). Imam An Nawawi dalam kitabnya Riyadhush shalihiin meletakkan bab khusus dengan judul: Babul mubaadarah ilal khairaat wa hatstsu man tawajjaha likhairin ‘alal iqbaali ‘alaihi bil jiddi min ghairi taraddud (Bab bersegera dalam melakukan kebaikan, dan dorongan bagi orang-orang yang ingin berbuat baik agar segera melakukannya dengan penuh kesungguhan tanpa ragu sedikitpun). Lalu ayat yang pertama kali disebutkan sebagai dalil adalah ayat di atas. Perhatikan betapa Imam An Nawawi telah memahmi ayat tersebut sebegai berikut:

Pertama, bahwa melakukan kebaikan adalah hal yang tidak bisa ditunda, melainkan harus segera dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas. Kematian bisa saja datang secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya. Karena itu semasih ada kehidupan, segeralah berbuat baik. Lebih dari itu bahwa kesempatan berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan. Karenanya begitu ada kesempatan untuk kebaikan, jangan ditunda-tunda lagi, tetapi segera dikerjakan. Karena itu Allah swt. dalam Al Qur’an selalu menggunakan istilah bersegeralah, seperti fastabiquu atau wa saari’uu yang maksudnya sama, bergegas dengan segera, jangan ditunda-tunda lagi untuk berbuat baik atau memohon ampunan Allah swt. Dalam hadist Rasulullah saw. Juga menggunakan istilah baadiruu maksudnya sama, tidak jauh dari bersegera dan bergegas.

Dalam sebuah buku tentang kisah orang-orang saleh terdahulu diceritakan salah seorang dari mereka berpesan: maa ahbabta ayyakuuna ma’aka fil aakhirat if’alhul yaum. Wamaa karihta ayyakuuna ma’aka fil aakhirat utrukul yaum (apa yang kau suka untuk dibawa ke akhirat kerjakan sekarang juga. Dan apa yang kau suka untuk kau tidak suka untuk di bawa ke akhirat tinggalkan sekarang juga). Ini menggambarkan sebuah sikap kesigapan dalam memilah dan memilih perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk. Tentu secara fitrah tidak ada manusia yang suka membawa dosa-dosa ke akhirat, kecuali orang-orang yang sudah mati hatinya. Karena itu makna fastabiquu pada ayat di atas memang benar-benar sangat penting -kalau tidak mau dikatakan sebuah keniscayaan- untuk selalu kita amalkan.

Kedua, bahwa untuk berbuat baik hendaknya selalu saling mendorong dan saling tolong menolang. Imam An Nawawi mengatakan: wa hatstsu man tawajjaha likhairin ‘alal iqabaal ‘alaihi. Ini menunjukkan bahwa kita harus membangun lingkungan yang baik. Lingkungan yang membuat kita terdorong untuk kebaikan. Karena itu dalam hadits yang menceritakan seorang pembunuh seratus orang lalu ia ingin bertaubat, disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan taubat tersebut disyaratkan akan ia meninggalkan lingkungannya yang buruk. Sebab tidak sedikit memang seorang yang tadinya baik menjadi rusak karena lingkungan. Karena itu Imam An Nawawi menggunakan al hatstsu yang artinya saling mendukung dan memotivasi. Sebab dari lingkungan yang saling mendukung kebaikan akan tercipta kebiasaan berbuat baik secara istiqamah.

Lebih dalam jika kita renungkan makna ayat fastabiquu kita akan menemukan makna bahwa di mana kita memang harus menciptakan lingkungan. Sebab dalam kata tersebut terkandung makna “berlombalah”. Dalam perlombaan tidak mungkin sendirian, melainkan harus lebih dari satu atau lebih. Maka jika semua orang berlomba dalam kebaikan, otomatis akan tercipta lingkungan yang baik. Karena dalam ayat yang lain Allah swt. berfirman dalam surah Ali Imran,133: wasaari’uu ilaa maghfiratin mirrabbikum di sini Allah swt. menggunakan kalimat wa saari’uu diambil dari kata saa ra’a- yusaa ri’u maksudnya tidak sendirian, melainkan ada orang lain yang juga ikut bergegas. Seperti dhaaraba-yudhaaribu artinya saling memukul. Dalam makna ini tergambar keharusan adanya lingkungan di mana sejumlah orang saling bergegas untuk berbuat baik. Bagitu juga dalam surah Al Hadid, 21, Allah berfirman: saabiquu ilaa maghfiratin mirr rabbikum, kata saabiquu mengandung makna saling berlombalah. Suatu indikasi bahwa menciptakan lingkungan yang baik adalah sebuah keniscayaan.

Langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang baik ini adalah dengan memulai dari diri sendiri dan keluarga. Allah swt. berfirman: quu anfusakum wa ahliikum naaraa. Perhatikan dalam ayat ini, Allah swt hanya focus kepada diri sendisi dan keluarga dan tidak melebar kepada masyarakat luas dan Negara. Mengapa? Sebab inilah jalan terbaik dan praktis untuk memperbaiki sebuah bangsa. Kita harus memulai dari diri sendiri dan keluarga. Sebuah bangsa apapun hebatnya secara teknologi, tidak akan pernah bisa tegak dengan kokoh bila pribadi dan keluarga yang ada di lamanya sangat rapuh.

Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan yang dalam. Imam An Nawawi mengatakan: bil jiddi min ghairi taraddud . Kalimat ini menunjukkan bahwa tidak mungkin kebaikan dicapai oleh seseorang yang setengah hati dalam mengerjakannya. Rasulullah saw. bersabda: baadiruu fil a’maali fitanan ka qitha’il lailill mudzlim, yushbihur rajulu mu’minan wa yumsii kaafiran, ,wa yumsii mu’minan wa yushbihu kaafiran, yabi’u diinahu bi ‘aradhin minad dunyaa (HR. Muslim). Dalam hadits ini Rasulullah saw. mendorong agar segera beramal sebelum datangnya fitnah, di mana ketika fitnah itu tiba, seseorang tidak akan pernah bisa berbuat baik. Sebab boleh jadi pada saat itu seseorang dipagi harinya masih beriman, tetapi pada sore harinya tiba-tiba menjadi kafir. Atau sebaliknya pada sore harinya masih beriman tetapi pada pagi harinya tiba-tiba menjadi kafir. Agama pada hari itu benar-benar tidak ada harganya, mereka menjual agama hanya dengan sepeser dunia.

Uqbah bin Harits ra. pernah suatu hari bercerita: “Aku shalat Ashar di Madinah di belakang Rasulullah saw. kok tiba-tiba selesai shalat Rasulullah segera keluar melangkahi barisan shaf para sahabat dan menuju kamar salah seorang istrinya. Para sahabat kaget melihat tergesa-gesanya Rasulullah. Lalu Rasulullah keluar, dan kaget ketika melihat para sahabatnya memandangnya penuh keheranan. Rasulullah saw. lalu bersabda: Aku teringat ada sekeping emas dalam kamar, dan aku tidak suka kalau emas tersebut masih bersamaku. Maka aku segera perintahkan untuk dibagikan kepada yang berhak (HR. Bukhari).

Dalam perang Uhud, kesigapan untuk berbuat baik seperti yang dicontohkan Rasulullah barusan, nampak sekali di tengah sahabat-sahabatnya. Jabir bin Abdillah meriwayatkan bahwa pernah salah seorang bertanya kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasul, apa yang akan aku dapatkan jika aku terbunuh dalam peperangan ini? Rasulullah menjawab: Kau pasti dapat surga. Seketika orang tersebut melepaskan kurma yang masih di tangannya, lalu berangkat ke tengah medan tempur dengan tanpa ragu, lalu ia berperang sampai terbunuh. (HR. Bukhari-Muslim). Subhanallah, sebuah kenyataan dalam sejarah, di mana umat Islam harus memiliki kwalitas seperti ini. Wallahu a’lam bishshawab.

Orang-Orang Beriman Itu Bersaudara!

dakwatuna.com -Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)

Ayat ini dinamakan dengan ayatul ukhuwwah karena berbicara tentang konsepsi Qur’ani yang baku bahwa setiap orang yang beriman terhadap orang lain yang seakidah dengannya adalah bersaudara. Konsep ukhuwwah yang berlandaskan iman ini tepat berada di pertengahan surah Al-Hujurat yang dinamakan juga dengan surah ‘Al-Adab’ karena isi kandungannya yang sarat dengan pembicaraan tentang adab dalam maknanya yang luas; adab dengan Allah, adab dengan RasulNya, adab dengan diri sendiri dan adab dengan sesama orang yang beriman.

Sesungguhnya perbedaan adalah sunnatullah yang tidak akan berubah. Di sinilah iman yang berbicara menyikapi perbedaan tersebut dalam bingkai akidah.

Secara redaksional, keterkaitan dan hubungan antar orang yang beriman begitu erat digambarkan dalam ayat di atas karena menggunakan istilah ‘ikhwah’ bukan ikhwan yang secara bahasa ikhwah bermakna saudara sekandung yang mempunyai hubungan dan ikatan darah keturunan. Seolah-olah mengisyaratkan sebuah makna yang dalam bahwa ikatan ideologis sama kuatnya dengan ikatan nasab, bahkan seharusnya lebih besar dari itu. Di sini mengandung arti bahwa keimanan seseorang masih harus diuji dengan ujian persatuan dan persaudaraan tanpa memandang ras, suku, dan bangsa. Rasulullah mengingatkan eratnya hubungan antar orang beriman dengan tamsil yang indah, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain ibarat satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menggenggam jari-jemarinya.” (Bukhari & Muslim)

Yang menarik perhatian di sini, pembicaraan Allah tentang kesatuan umat yang dominan dalam surah ini didahului dengan perintah untuk mendahulukan Allah dan RasulNya atas selain keduanya dalam semua aspek. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului atas (aturan) Allah dan RasulNya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hujurat: 1). Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebenarnya sangat menginginkan kebaikan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Untuk itu, Allah mencabut dari dalam hati mereka sifat kufur, fasik, dan kemaksiatan sehingga mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan inilah sesungguhnya kenikmatan dan keutamaan yang tidak terhingga bagi setiap muslim yang tercermin dalam ungkapan Allah “Fadhlan minallah wani’mah”.

Sayyid Quthb menyimpulkan berdasarkan ayat di atas bahwa taat kepada Allah dan RasulNya merupakan benteng yang kokoh untuk menghindari perpecahan dan pertikaian yang akan merapuhkan kekuatan dan persatuan umat. Karena dengan mendahulukan taat kepada Allah dan RasulNya, maka akan lenyaplah benih-benih pertikaian yang kebanyakannya berawal dari perbedaan cara pandang yang bersumber dari hawa nafsu yang diperturutkan. Sehingga mereka masuk ke dalam kancah peperangan dalam keadaan menyerahkan segala urusan secara totalitas kepada Allah swt. Inilah faktor yang sangat fundamental bagi kebaikan generasi terbaik dari umat ini sepanjang sejarah.

Di sini jelas, konsekuensi dari ukhuwwah seperti yang ditegaskan oleh ayat ukhuwah di atas adalah adanya sikap saling menyayangi, memberikan kedamaaian, keselamatan, saling tolong menolong, dan menjaga persatuan. Inilah prinsip yang harus ditegakkan dalam sebuah masyarakat muslim. Sedangkan perselisihan dan perpecahan merupakan pengecualian dari sebuah ukhuwah yang harus dihindari. Maka memerangi kelompok yang merusak persatuan dan ukhuwah umat adalah dibenarkan, bahkan diperintahkan dalam rangka melakukan ishlah dan mengembalikan mereka ke dalam barisan kesatuan ini. “Maka perangilah kelompok yang melampaui batas sehingga mereka kembali kepada aturan Allah swt.” (Al-Hujurat: 9)

Dalam hal ini, Rasulullah saw. memberi motivasi akan pentingnya menjaga keutuhan umat dengan menjaga persaudaraan diantara mereka, “Sesungguhnya kedudukan seorang mukmin di kalangan orang-orang beriman adalah seperti kepala dari tubuhnya. Ia akan merasa sakit jika badannya sakit.” (Imam Ahmad). Nash hadits yang mirip dengan ini adalah sabda Rasulullah yang bermaksud, “Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kelembutan dan kasih sayang di antara mereka ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh anggota turut merasakannya dengan tetap berjaga dan demam.” (Muslim & Ahmad). Dalam riwayat Muslim juga dinyatakan, “Orang-orang yang berlaku adil akan berada di atas mimbar yang bercahaya di hari kiamat. Yaitu mereka yang berlaku adil dalam urusan orang-orang muslim dan tidak berlaku dzalim.” Kemudian Rasulullah membaca ayat ukhuwah di atas. Maka ayat ini merupakan ilat dari perintah untuk melakukan ishlah terhadap sesama muslim untuk memelihara dan membangun ukhuwah antar mereka.

Pada tataran kaidah ilmu Al-Qur’an, meskipun ayat ini turun karena sebab tertentu, namun ayat ini merupakan ayat muhkam yang harus dijadikan sebagai kaidah umum yang bersifat universal yang akan tetap berlaku bagi setiap kejadian di tengah-tengah komunitas kaum beriman, karena iman dan ukhuwwah merupakan harga yang sangat mahal, sampai Allah tetap menamakan mereka ‘orang yang beriman‘ meskipun terjadi perselisihan, bahkan peperangan di antara dua golongan tersebut seperti yang ditegaskan dalam firmanNya, “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya.” (Al-Hujurat: 9). Inilah realitas Qur’ani yang sangat mungkin terjadi pada siapapun dan kelompok manapun. Namun tetap Allah mengingatkan satu prinsip, yaitu ukhuwah dan persatuan umat merupakan modal untuk meraih rahmat Allah swt. seperti yang tercermin dari petikan ayat terakhir ‘La’allakum turhamun’ supaya kamu mendapat rahmat.

Ayat-ayat selanjutnya berbicara tentang tips Qur’ani untuk memelihara dan menjaga keberlangsungan ukhuwwah. Di antaranya: pertama, siap menerima dan melakukan Ishlah (fa’ashlihu bayna akhawaikum). Kedua, menghindari kata-kata hinaan/olok-olokan (la yaskhar qaumun min qaumin). Ketiga, menghindari su’udz zhan (ijtanibu katsiran minadz dzan). Keempat, menghindari ghibah dan mencari-cari kesalahan (la tajassasu wala yaghtab ba’dhukum ba’dhan). Seluruh etika dan adab ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang senantiasa dipandu dan merujuk kepada barometer iman.

Sesungguhnya setan memang telah berputus asa dari membujuk dan menggoda manusia agar menyembahnya di jazirah Arab. Maka mereka akan senantiasa menyemai benih permusuhan dan pertikaian di antara orang-orang yang beriman. Maka ishlah harus dilakukan dengan cara apapun –meskipun menurut Syekh Sholih bin Al-Utsaimin– harus mengorbankan segalanya, karena hasil aktivitas ishlah itu selalu baik, dan itu demi menjaga kesatuan umat. “Wash-Shulhu Khair”.

Syekh Musthafa Masyhur dalam bukunya “jalan dakwah” mengingatkan betapa penting dan perlunya bersaudara karena Allah dalam konteks dakwah dan keumatan. Inilah yang pertama sekali Rasulullah lakukan ketika mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan Anshor. Merekalah contoh teladan yang indah dan agung tentang cinta dan ikrar yang mengutamakan persaudaraannya lebih dari segalanya. “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)

Saatnya kita mulai melihat sejauh mana peran kita di dalam membangun dan memelihara kesatuan umat Islam. Jangan sampai kemudian kita justru menjadi pelopor atau provokator terjadinya perpecahan umat. Karena dakwah Islam adalah dakwah yang dibangun di atas prinsip persaudaraan sesuai. Dalam kamus generasi awal umat Islam, menjaga keutuhan dan kesatuan umat merupakan amal prioritas yang menduduki peringkat pertama dari amal-amal yang mereka lakukan. Dan sarananya adalah dengan memelihara, membina, dan memperkuat tali persaudaraan antar mereka yang sesungguhnya sejak awal telah diikat oleh Allah ketika seseorang menyatakan keIslamannya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.”

Mereview Pemaknaan Ayat-Ayat Shaum

dakwatuna.com - “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Al-Baqarah: 183)

Merupakan satu rahmat Allah swt. bahwa Ayatus Shiyam, yaitu ayat-ayat yang berbicara tentang puasa dalam berbagai pembahasannya dapat dengan mudah ditemukan karena berada pada satu surah secara berurutan di dalam surah Al-Baqarah dari ayat 183 hingga ayat 187. Dan ayat di atas merupakan ayat pertama yang menjadi landasan qath’i –pasti- atas kewajiban puasa bagi seluruh umat Islam.
Dari kelima ayat yang berada dalam susunan ayatus shiyam, ternyata terdapat satu ayat yang berbeda dari segi pembahasannya. Ayat ini justru berbicara tentang kedekatan Allah dengan hamba-hamba-Nya, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Al-Baqarah: 186). Meskipun demikian, masih tetap dapat ditemukan korelasi ayat ini dengan keempat ayatus shiyam.
Bulan Ramadhan yang dikenal juga dengan syahrul ibadah dan syahrud du’a merupakan bulan yang sangat tepat dan memang diperuntukkan oleh Allah swt. kepada seluruh hamba-Nya untuk menjalin dan memperkuat komunikasi dan hubungan yang baik dengan-Nya. Betapa pernyataan kedekatan Allah swt. dengan hamba-hamba-Nya pada susunan ayatus shiyam harus dijadikan sebagai kekuatan motivasi untuk memperbaiki hubungan dengan-Nya yang selama ini terasa sangat jauh dan kurang harmonis. Inilah salah satu rahasia kenapa ayat 186 ini mengapit ayatus shiyam sebagai bagian dari makna ta’abbudi –nilai peribadatan- yang bisa digali daripadanya.
Secara aplikatif dalam menjalankan seluruh paket Ramadhan; dari berpuasa, sholat tarawih dan qiyamul lail, tilawah Al-Qur’an, sampai dengan puncaknya i’tikaf tentu sangat membutuhkan pertolongan Allah swt., maka Allah swt. membuka pintu lebar-lebar bagi hamba-hamba-Nya untuk memohon pertolongan kepada-Nya agar senantiasa berada dalam jalan kebenaran “La’allahum Yarsyudun”. Apalagi dalam konteks makna ta’abbudi seperti yang disebutkan oleh Syekh Musthafa Masyhur dalam bukunya Fiqh Da’wah bahwa salah satu prinsip yang sangat mendasar dan harus senantiasa dijaga adalah memberi perhatian terhadap masalah tarbiyah –pendidikan- dan aspek ibadah ritual. Kedua hal ini ibarat ruh yang ada pada tubuh manusia, baik dalam skala individu maupun dalam skala kelompok atau jama’ah. Pengabaian akan interaksi dan makna ta’abbudi dalam bulan Ramadhan bisa menjauhkan seseorang dari target yang telah ditetapkan Allah “La’allakum Tattaqun”.
Makna lain yang bisa digali dari ayatus shiyam seperti yang dituturkan oleh Dr Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya “Al-Ibadah fil Islam” adalah makna “Al-Imsak” yaitu menahan dan mengendalikan diri dengan segenap pengertian yang terkandung di dalamnya. Dan inilah inti dan hakikat dari ibadah puasa yang menghantarkan seseorang kepada derajat muttaqin. Karena diantara sifat yang menonjol dari seorang muttaqin ada pada pengendalian dirinya. Allah swt. menegaskan, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Ali Imran: 133-134). Hanya orang yang mampu menahan dirinya dari keinginan kepada harta yang berlebih yang siap memberikan infaknya dalam keadaan lapang dan sempit. Demikian juga, hanya orang yang mampu mengendalikan emosinya yang bisa bersabar dan memaafkan orang lain. Bahkan dalam keadaan ia mampu melampiaskan amarahnya. Wajar jika Allah menganugerahkan balasan yang cukup tinggi kepada siapa yang mampu mengendalikan dirinya seperti yang disabdakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, “Barangsiapa yang mampu menahan amarahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, maka ia akan dipanggil oleh Allah di depan para mahklukNya yang mulia dan ia diberi kesempatan untuk memilih diantara bidadari yang ia inginkan”.
Secara korelatif juga, ayat yang mendampingi sesudah ayatus shiyam ternyata berbicara dalam konteks menahan diri, terutama dari harta orang lain yang bukan miliknya,
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah: 188).
Demikian juga dengan ayat yang mendampingi sebelumnya yaitu ayat 181-182 yang berbicara tentang harta pusaka yang dikhawatirkan terjadi penyelewengan padanya.
Makna lain yang cukup fenomenal yang bisa disaksikan sepanjang bulan puasa adalah makna ukhawi, dalam arti kebersamaan dan solidaritas. Dr. Sayyid Nuh dalam bukunya, Al-Fardhiyah wal-Jamaa’iyah fil-Insan menyatakan:
“Ibadah puasa adalah bentuk ibadah kebersamaan umat Islam, sekaligus persamaan dalam menahan rasa lapar dan dahaga pada waktu tertentu.”.
Dalam skala keluarga, pembiasaan bangun malam yang diteruskan dengan sahur bersama seluruh anggota keluarga di bulan Ramadhan harus menjadi agenda harian dari makna ukhawi yang berkesinambungan. Ditambah dengan momen silaturahim yang banyak berlangsung sepanjang bulan Ramadhan dalam bentuk buka bersama misalnya merupakan nilai yang luhur dari pemaknaan Ramadhan.
Rasulullah saw. sendiri merupakan contoh ideal sepanjang zaman:
“Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah, terlebih lagi di bulan Ramadhan. Bulan dimana beliau selalu ditemui oleh Jibril. Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarrus Al-Qur’an. Sungguh bila Rasulullah bertemu dengan Jibril, beliau lebih pemurah lagi melebihi hembusan angin kencang.” (H.R. Muttafaq Alaih)
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa beberapa sahabat pernah mengadu kepada Nabi saw.,
“Wahai Rasulullah, kami makan tapi tidak kenyang?” Beliau berkata, “Semoga ini karena kalian makan sendirian”. Mereka berkata, “ya.” Rasulullah bersabda, “Berkumpulah pada makanan kalian (makan bersama) dan sebutlah nama Allah, semoga Dia akan memberi berkah kepada kalian.” (Muttafaq Alaih).
Bahkan belajar suatu ilmu dan mengajarkannya tidak ada berkah padanya kecuali dilakukan dengan bersama. Nabi saw. Bersabda:
“Tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah dari rumah-rumah Allah ta’ala dengan membaca Kitabullah dan mempelajarinya satu sama lain antara mereka, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, mereka diselimuti rahmat dan malaikat mengelilingi mereka, serta Allah menyebut mereka di sisi-Nya.” (HR. Abu Daud)
Demikian, Islam memandang kebersamaan umat Islam merupakan suatu tuntutan yang sangat urgen. Karena manusia jika tidak bersama dalam kebenaran, maka mereka akan bersama dalam kebatilan. Begitu pula, jika mereka tidak berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, mereka pasti akan bersaing dalam mendapatkan perhiasan dunia. Berulang kali perintah Allah swt. tidak ditujukan secara redaksional kepada individu (perorangan), baik dalam bentuk perintah maupun larangan. Tetapi ditujukan kepada seluruh orang yang beriman, dengan bentuk pengajaran dan petunjuk. Termasuk dalam perintah puasa, “Wahai sekalian orang-orang yang beriman”.
Mudah-mudahan semakin banyak pemaknaan yang kita lakukan terhadap Ayatus shiyam, maka akan semakin dapat memperkuat motivasi kita untuk melaksanakan seluruh paket Ramadhan dengan baik dan berkesinambungan sehingga kita termasuk di antara golongan yang mampu meraih predikat takwa yang dijanjikan Allah swt. Amin. Allahu a’lam

Puasa Itu Memang untuk Orang-Orang Beriman

dakwatuna.com - Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa“. (Al-Baqarah: 183)

Ramadhan adalah ” الشهر كله “, bulan segala kebaikan: bulan ampunan, bulan tarbiyah (pembinaan), bulan dzikir dan doa, bulan Al-Qur’an, bulan kesabaran, bulan dakwah dan jihad. Masih banyak lagi makna-makna lain bulan Ramadhan yang memberikan tambahan kebaikan dan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan dunia dan akhirat kaum beriman.

Seluruh kebaikan dan keutamaan itu, dalam bahasa Rasulullah, diistilahkan dengan ‘syahrun mubarak‘. Ini seperti yang tersebut dalam sebuah haditsnya, “Akan datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan mubarak. Allah mewajibkan di dalamnya berpuasa. Pada bulan itu dibukakan untuk kalian pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, setan-setan dibelenggu, serta pada salah satu malamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Barangsiapa yang terhalang untuk mendapatkan kebaikan di bulan itu, maka ia telah terhalang selamanya.” (Ahmad dan Nasa’i)

Mubarak dalam konteks Ramadhan artinya ‘ziyadatul khairat‘, bertambahnya pahala yang dijanjikan oleh Allah bagi para pemburu kebaikan dan semakin sempitnya ruang dan peluang dosa dan kemaksiatan di sepanjang bulan tersebut. Sungguh satu kesempatan yang tiada duanya dalam setahun perjalanan kehidupan manusia.

Ayat di atas yang mengawali pembicaraan tentang puasa Ramadhan jika dicermati secara redaksional mengisyaratkan beberapa hal, di antaranya: pertama, hanya ayat puasa yang diawali dengan seruan ‘Hai orang-orang yang beriman’. Sungguh bukti kedekatan dan sentuhan Allah terhadap hambaNya yang beriman dengan mewajibkan mereka berpuasa, tentu tidak lain adalah untuk meningkatkan derajat mereka menuju pribadi yang bertakwa ‘La’allakum tattaqun‘.

Ibnu Mas’ud ra merumuskan sebuah kaidah dalam memahami ayat Al-Qur’an yang diawali dengan seruan ‘Hai orang-orang yang beriman’, “Jika kalian mendengar atau membaca ayat Al-Qur’an yang diawali dengan seruan ‘hai orang-orang yang beriman‘, maka perhatikanlah dengan seksama; karena setelah seruan itu tidak lain adalah sebuah kebaikan yang Allah perintahkan, atau sebuah keburukan yang Allah larang.” Keduanya, perintah dan larangan, diperuntukkan untuk kebaikan orang-orang yang beriman. Memang hanya orang yang beriman yang mampu berpuasa dengan baik dan benar.

Kedua, bentuk perintah puasa dalam ayat di atas merupakan bentuk perintah tidak langsung dengan redaksi yang pasif: ‘telah diwajibkan atas kalian berpuasa‘. Berbeda dengan perintah ibadah yang lainnya yang menggunakan perintah langsung, misalnya shalat dan zakat: ‘Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat‘. Demikian juga haji: ‘Dan sempurnakanlah haji dan umrah kalian karena Allah‘. Redaksi sedemikian ini memang untuk menguji sensitifitas orang-orang yang beriman bahwa bentuk perintah apapun dan dengan redaksi bagaimanapun pada prinsipnya merupakan sebuah perintah yang harus dijalankan dengan penuh rasa ‘iman‘ tanpa ada bantahan sedikitpun, kecuali pada tataran teknis aplikasinya.

Ketiga, motivasi utama dalam menjalankan perintah beribadah dari Allah sesungguhnya adalah atas dasar iman -lihat yang kalimat ‘Hai orang-orang yang beriman‘– bukan karena besar dan banyaknya pahala yang disediakan. Sebab, pahala itu rahasia dan hak prerogatif Allah yang tentunya sesuai dengan tingkat kesukaran dan kepayahan ibadah tersebut. Rasulullah saw. bersabda, “Pahala itu ditentukan oleh tingkat kesukaran dan kepayahan seseorang menjalankan ibadah tersebut.”

Dalam konteks ini, hadits yang seharusnya memotivasi orang yang beriman dalam berpuasa yang paling tinggi adalah karena balasan ampunan ‘maghfirah‘ yang disediakan oleh Allah swt. Bukan balasan yang sifatnya rinci seperti yang terjadi pada hadits-hadits lemah atau palsu seputar puasa, karena tidak ada yang lebih tinggi dari ampunan Allah baik dalam konteks shiyam (puasa) maupun qiyam (shalat malam) di bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda tentang shiyam, “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan semata-mata mengharapkan ridha Allah, maka sungguh ia telah diampuni dosa-dosanya yang terdahulu”. (Muttafaqun Alaih). Dengan redaksi yang sama, Rasulullah bersabda juga tentang qiyam di bulan Ramadhan, “Barangsiapa yang shalat malam (qiyam) di bulan Ramadhan karena iman dan semata mengharapkan ridha Allah, maka sungguh ia telah diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (Muttafaqun Alaih). Demikian juga doa yang paling banyak dibaca oleh Rasulullah di bulan puasa adalah “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai maaf, maka maafkanlah aku.” Ampunan Allahlah yang menjadi kunci dan syarat utama seseorang dimasukkan ke dalam surga.

Yang juga menarik untuk ditadabburi adalah ibadah puasa merupakan ibadah kolektif para umat terdahulu sebelum Islam; ‘sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian‘. Hal ini menunjukkan bahwa secara historis, puasa merupakan sarana peningkatan kualitas iman seseorang di hadapan Allah yang telah berlangsung sekian lama dalam seluruh ajaran agama samawi-Nya. Puasalah yang telah mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan sisi kebaikan umat terdahulu yang kemudian dikekalkan syariat ini bagi umat akhir zaman. Prof. Mutawalli Sya’rawi menyimpulkan bahwa syariat puasa telah lama menjadi ‘rukun ta’abbudi‘ pondasi penghambaan kepada Allah dan merupakan instrumen utama dalam pembinaan umat terdahulu. Dalam bahasa Rasulullah saw. seperti termaktub dalam haditsnya, “Puasa adalah benteng. Apabila salah seorang di antara kamu berpuasa pada hari tersebut, maka janganlah ia berkata kotor atau berbuat jahat. Jika ada seseorang yang mencaci atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan (dengan sadar): ‘Aku sedang berpuasa’.” (Bukhari Muslim)

Ungkapan ‘agar kalian menjadi orang yang bertakwa‘ pada petikan terakhir ayat pertama dari ayat puasa merupakan harapan sekaligus jaminan Allah bagi ‘orang-orang yang beriman‘ dalam seluruh aspek dan dimensinya secara totalitas. Sebab, mereka akan beralih meningkat menuju level berikutnya, yaitu pribadi yang muttaqin yang tiada balasan lain bagi mereka melainkan surga Allah tanpa ‘syarat‘ karena mereka telah berhasil melalui ujian-ujian perintah dan larangan ketika mereka berada pada level mukmin. Allah swt. berfirman tentang orang-orang yang bertakwa, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan berada di dalam surga dan kenikmatan.” (Ath-Thur: 17). “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan berada di taman-taman surga dan di mata air-mata air.” (Adz-Dzariyat: 15). “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan berada di tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air-mata air.” (Ad-Dukhan: 51-52)

Itulah hakikat kewajiban puasa yang tersebut pada ayat pertama dari ayatush shiyam: perintah puasa adalah ditujukan untuk orang yang beriman. Berpuasa hanya akan mampu dijalankan dengan baik dan benar oleh orang-orang yang benar-benar beriman. Motivasi menjalankan amaliah Ramadhan juga karena iman. Orang-orang beriman yang sukses akan diangkat oleh Allah menuju derajat yang paling tinggi di hadapan-Nya, yaitu muttaqin. Semoga kita termasuk yang akan mendapatkan predikat muttaqin setelah sukses menjalankan ibadah Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisaban.

Kak Seto Tak Minta Dukungan Habib Rizieq Soal Fatwa Rokok

Tak benar Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, meminta dukungan Habib Rizieq, untuk mendukung wacana fatwa haramnya rokok. Yang benar, Habib Rizieq mendukung Kak Seto berantas rokok

Hidayatullah.com—Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, membantah telah meminta dukungan Ketua FPI, Habib Muhammad Rizieq Shihab untuk mendukung wacana fatwa haramnya rokok.

Sebelumnya, Kamis tanggal 25 September 2008, dalam berita berjudul “Kak Seto Minta Dukungan Habib Rizieq Berantas Rokok”. Situs www.hidayatullah.com sempat memberitakan seolah-olah Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, datang dalam rangka meminta dukungan Habib Rizieq Shihab guna mendukung wacana fatwa haramnya rokok untuk melindungi anak.

Seto mengakui, dirinya memang telah melakukan kunjungan resmi kepada Habib Rizieq Shihab. Namun itu hanyalah silaturahmi personal tanpa ada pretensi untuk membicarakan hal-hal diluar silaturahmi.

“Tidak benar sama sekali jika Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai sebuah organisasi independent secara khusus meminta dukungan secara penuh dari Front Pembela Islam dalam konteks Fatwa MUI tentang haramnya rokok,” ujar Seto Mulyadi dalam bantahannya yang dikirim melalui faks ke redaksi www.hidayatullah.com.

Dalam suratnya bernomor 520/Komnaspa/IX/2008, Komisi Perlindungan Anak sangat meyangkan keluarnya berita tersebut –apalagi—sampai keluar ke khalayak tanpa ada konfirmasi sebelumnya.

Sebagaimana diketahui Kamis, (25/9), selepas Zhuhur, Kak Seto mengunjungi Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Shihab, di Polda Metro Jaya. Kak Seto mengungkapkan bahwa efek rokok sudah merembet ke anak-anak. Bahkan katanya, ada anak yang terkena kanker karena kepulan asap rokok yang dihisap ayahnya

Mendengar paparan Kak Seto, Habib Rizieq mendukung sepenuhnya. Sebab secara pribadi HabibRizieq juga mengharamkan rokok. Bahkan Habib juga mengatakan kepada Kak Seto untuk tidak mempedulikan ancaman-ancaman gelap tersebut.

Meski agak meragukan MUI akan mengharamkan rokok, Habib mengatakan MUI tetap bisa mengeluarkan fatwa haram, dengan catatan, tidak bersifat memaksa.

Dengan demikian, berita sebelumnya berjudul “Kak Seto Minta Dukungan Habib Rizieq Berantas Rokok” adalah persepsi redaksi. Atas berita ini redaksi meminta maaf sebesar-besarnya. [sur/cha/www.hidayatullah.com]

Israel Ingin Hancurkan Iran Tahun ini

Pemerintah Israel tengah mempertimbangkan secara serius “menyerang” Iran pada awal tahun ini. Sebelumnya Amerika keberatan

Hidayatullah.com--Pemerintah Israel tengah mempertimbangkan secara serius memusnahkan pusat-pusat nuklir Iran pada awal tahun ini. Namun, Presiden Amerika Serikat George W Bush menolak mendukung serangan tersebut.

Mengutip sumber-sumber diplomat senior Eropa, surat kabar Inggris The Guardian, Jumat (26/9), melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Ehud Olmert telah mengemukakan masalah itu kepada Bush dalam pertemuan pribadi pada 14 Mei.

Bush mengatakan, dia tidak mendukung serangan itu karena takut ada serangan balasan. Terutama terhadap pasukan AS di Iraq dan Afghanistan. Bush juga cemas Israel akan gagal menghabisi fasilitas nuklir Iran.

Surat kabar tersebut mencatat, jika Israel ingin memaksakan diri tanpa dukungan Washington, pesawat-pesawatnya tidak akan bisa mencapai Iran tanpa melewati wilayah udara Irak yang dikuasai AS.

Israel menganggap Iran sebagai ancaman terbesar, karena program peningkatan nuklir Teheran. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga berulang-ulang meramalkan bahwa negara Yahudi itu akan lenyap.

Israel dan AS menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata-senjata nuklir, sementara itu Teheran membantah tuduhan tersebut dan menjelaskan bahwa program nuklirnya digunakan untuk keperluan damai. Baik AS maupun Israel, satu-satunya negara Timur Tengah yang mempunyai senjata nuklir namun tidak diumumkan, terus berkampanye agar program nuklir Iran dihancurkan. [gdi/tti/www.hidayatullah.com]

Saudi Akan Bangun Masjid di Uhud

Uhud, tempat bersejarah karena di lokasinya pernah terjadi perang besar antara kaum Muslimin dengan kafir Quraish akan memiliki masjid megah

Hidayatullah.com--Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Urusan Agama, Irsyad dan Dakwah Kerajan Arab Saudi akan segera membangun sebuah mesjid megah di Uhud.

Uhud adalah wilayah bersejarah karena di lokasi ini pernah terjadi perang besar antara kaum muslimin dengan kafir Quraish Mekah pada tahun-tahun awal Hijrah.

Menurut harian Al-Watan edisi hari Sabtu, 27 September ini, mesjid tersebut akan menelan biaya 20 juta Riyal. Dalam mesjid tersebut juga akan tersedia rumah imam dan muazzin.

Alasan pembangunan mesjid tersebut karena Uhud yang banyak dikunjungi jemaah haji dan umrah itu belum terdapat mesjid yang cukup besar dan memadai. [ihj/www.hidayatullah.com]

Wapres: RUU Pornografi Bukan Soal Dikotomi Agama

Wakil Presiden Jusuf Kalla prihatin karena penyikapan RUU justru mengarah pada dikotomi agama

Hidayatullah.com--Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa prihatin dengan kegaduhan yang terjadi akibat rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang Pornografi. Pasalnya, penyikapan RUU justru mengarah pada dikotomi agama.

"Lebih banyak kita tidak melihat secara utuh UU itu. Saya justru menjadi sangat prihatin. Jangan tiba-tiba ini dikotomi agama, seakan-akan Islam dan bukan Islam," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (26/9).

Pada RUU Pornografi, menurut Kalla, semua agama yang hadir di Tanah Air justru menyokong nilai-nilai moral yang terkait unsur pornografi. "Semua agama mempunya nilai moral untuk mencegah masalah moral," katanya.

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini mengemukakan, pada RUU pornografi jelas tertera bahwa masalah budaya, dan kebiasaan menjadi pengecualian dalam penerapan RUU pornografi. Budaya di Papua yang khas dengan pakaian koteka, dan berenang dengan mengenakan bikini di Bali tidak akan terjerat unsur pornografi.

"Yang dilarang bila ada kesengajaan untuk membangkitkan nafsu, dan juga komersial. Misalnya, kalau membuat majalah Playboy itu tidak boleh," jelasnya menegaskan, penafsiran pornografi ini diatur perihal batasan-batasannya.

Ada batasan-batasan memang. Dan jangan lupa di Amerika Serikat terdapat 48 negara bagian yang mempunyai UU pornografi," ungkapnya.

Kalla menambahkan, permasalahan utama yang mesti dibenahi adalah perihal sosialisasi tentang RUU pornografi di Indonesia. "Ini perlu penjelasan dan sosialisasi," ujarnya. [kcm/www.hidayatullah.com]

Gadis Kolombia itu Bersyahadah Lewat Internet

"Bueno mija, felicitaciones!" Ucapan selamat itu diberikan pada Saidah Paola Dugue Correa, gadis Kolombia yang kini menemukan Islam!

PENGANTAR. Namanya Saidah Paola Dugue Correa. Dia dilahirkan di kota Bucaramanga, Kolombia. Namun sebagian besar masa kecilnya dihabiskan di kota Valledupar, sebuah kota yang terletak di bagian timurlaut Kolombia. Saidah merupakan sarjana Biologi dari Universidad de Santander (UDES), Bucaramanga. Kini menekuni pekerjaan sebagai seorang bakteriologis. Perkenalan pertamanya dengan Islam adalah tatkala menerima sebuah e-mail dari seorang Muslim Mesir. Berawal dari sanalah dia tertarik dengan Islam dan akhirnya bersyahadah. Saidah saat ini bekerja dengan Mostafa Mohye, pria yang mengirim e-mail tersebut dan manejer sebuah proyek yang berpusat di Mesir. Proyek itu dikhususkan bagi para muallaf baru yang ada di Spanyol dan Amerika Latin. Berikut kisah lengkapnya:

---000---

“Sebelum masuk Islam saya menganut Katolik. Tapi saya tidak pernah mempraktekkan agama itu dalam kehidupan sehari-hari. Bisa disebut agama cuma di KTP,” kata Saidah di awal kisahnya. Kini, selepas masuk Islam, Saidah mengaku bangga menjadi seorang Muslimah. Dia sangat bersyukur dengan anugerah yang luar biasa itu.

“Tahun 2004 merupakan awal ketertarikan saya dengan Islam, Alhamdulillah. Sebelum tertarik dengan Islam saya sebenarnya sudah punya rasa ingin tahu yang tinggi dengan budaya Arab, seperti musik Arab, lalu ingin ketemu dengan orang-orang Arab, dan banyak lainnya lagi. Saya juga sangat suka kaligrafi Arab. Itulah beberapa hal yang saya suka dari dunia Islam, jauh sebelum masuk Islam,” kata dia.

E-mail dari Mesir

Perlahan, sembari mempelajari budaya Arab itu tanpa disadarinya diapun “bersentuhan” dengan Islam. “Tahu tidak, pertemuan pertama saya dengan Islam adalah lewat internet,” lanjut Saidah. Ceritanya, satu hari di tahun 2004, Saidah menulis sebuah komentar singkat pada sebuah website Islam yang baru dibacanya. Di situ Saidah menulis bahwa dia sangat tertarik untuk mengetahui Islam.

Beberapa hari kemudian dia menerima sebuah e-mail yang berbunyi:”Anda tertarik untuk mendapatkan buku-buku gratis tentang Islam dalam bahasa Spanyol?". Pengirim surat elektronik itu mengenalkan dirinya dengan nama Mostafa Mohye Mossad dan mengaku berasal dari Mesir. “Ketika membaca e-mail itu saya benar-benar surprise. Tetapi secara spontan hati saya dilanda sedikit keraguan. Mana mungkin ada orang mau berikan buku secara gratis. Ah, ini tidak normal,” aku Saidah.

Begitupun, meski Saidah tidak mengenali siapa itu Mostafa Mohye, dia tetap menaruh perhatian besar pada e-mail tersebut. Sebab, itulah kontak pertama dia dengan kalangan Islam. Perkara itu (keragu-raguan) tak membuatnya surut untuk mengetahui Islam lebih jauh. “Saya balas e-mail itu serta memberikan alamat rumah. Tak lama, kira-kira 2 bulan, buku-buku dimaksud sampai ke alamat saya,” kisahnya. Saidah mengaku sangat gembira sekaligus takjub. Ternyata keragu-raguannya tak terbukti.

Mulai “berdakwah”

“Kala itu, saya jadi tertarik untuk terus melakukan kontak dengan Mohye. Dia telah menunjukkan cara yang sangat menarik dalam mengenalkan Islam kepada nonMuslim,” tukasnya. Saidah bahkan mengirimkan Mohye alamat beberapa orang rekannya yang nonMuslim agar juga dikirimkan buku sejenis. Bukan main, rupanya Saidah mulai “berdakwah” pula. Dan yang membuatnya takjub, Mohye mengirim buku-buku Islam ke teman-temannya yang ada di berbagai negara dengan bahasa negara asal rekan-rekannya itu..

“Juli 2004, kami mulai melakukan kerja dakwah. Kami berempat yakni Mohye, Maryam, Claudia dan saya sendiri membentuk sebuah kelompok kecil. Kini, tahun 2008, Alhamdulillah jaringan dakwah kami sudah luas. Tim kami berjumlah 30 orang yang bersal dari negara-negara latin seperti Kolombia, Argentina, Brazil, Chili, Peru, Meksiko dan lainnya. Tiap kelompok melakukan pertemuan dengan orang-orang yang tertarik dengan Islam,” pungkas Saidah.

Menariknya, Saidah sendiri justru belum bersyahadah lagi. Tapi dia sudah ikut membantu kegiatan dakwah Islam. Inilah yang bikin heran sebagian Muslim dan bahkan juga nonMuslim yang lain. Saidah terkadang sangat gigih mempertahankan Islam, jika ketemu dengan orang-orang yang salah dalam memandang Islam. Dengan sigap dia menerangkan kepada mereka tentang kebenaran Islam.

Makin cinta Islam

“Begitulah, bantuan berupa buku-buku referensi dari kawan-kawan, juga referensi dari internet, sangat membantu saya dalam mempelajari Islam. Kecintaan saya pada Islam makin hari makin bertambah. Belajar lewat internet sungguh menarik. Jalur diskusi online sangatlah membantu. Misalnya chatting. Saya banyak bertanya pada rekan-rekan Muslim melalui cara chatting ini. Jadi, dapat saya katakan perkenalan awal saya dengan Islam ya melalui internet,” lanjutnya.

Beberapa temannya kadangkala bertanya kenapa tidak masuk Islam. Saidah selalu menjawab bahwa dia cuma ingin belajar saja, tak ada keinginan untuk masuk Islam. Namun, hati nuraninya tak bisa dibohongi. Seiring dengan perjalanan waktu, dia mulai merasakan sesuatu yang lain di hati.

Saidah mengaku perlahan ada yang “mengalir” dalam hatinya. Tampaknya dia mulai menemukan kebenaran itu ada dalam Islam. Menurut dia, Islamlah agama yang benar. Satu-satunya jalan dan sekaligus cahaya kehidupan yang benar. “Itulah yang muncul dalam pikiran dan hati saya waktu itu. Dan, Mohye kerap menanyakan akankah saya bersegera untuk bersyahadah. Saya hanya menjawab belum lagi. Saya masih butuh beberapa lama lagi untuk memutuskan itu,” kata Saidah.

Memasuki 2007, sebagian teman-teman akhirnya tahu ternyata Saidah belum bersyahadah lagi.

“Tapi pada kenyataannya saya sudah bersyahadah di dalam hati. Sebab saya telah yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya,” tukasnya.

Teman-temannya berujar:"Hatimu sebenarnya sudah Islam. Kamu seorang Muslim. Semua yang kamu lakukan adalah perbuatan seorang Muslim. Tapi kamu mungkin belum tahu, syahadah itu adalah perkara penting untuk sahnya keislaman seseorang.” Saidah akhirnya paham apa maksud rekan-rekannya itu.

Ke Maicao

Pada akhir Ramadhan 2007 Saidah melawat ke Maicao, sebuah kota di propinsi La Guajira, Kolombia, dengan seorang teman Muslimnya Aisyah. Saidah kesana untuk menemani Aisyah yang hendak bersyahadah.

Di Maicao, saat berada di mesjid, Saidah menyaksikan teman-teman mengerjakan shalat. Saat itu hatinya tergerak untuk berdoa dan bermohon pada Allah agar membantunya dalam mengambil keputusan.

“Ya Allah, jika ini memang jalan yang Engkau inginkan, tunjukilah jalan menuju Islam ya Allah,’ pintanya sungguh-sungguh.

Beberapa hari kemudian dia menyatakan pada Aisyah dan salah seorang rekan lainnya yakni Muhammad Hamoud tentang keputusannya (untuk memeluk Islam). Mereka terlihat sangat gembira sekali.

“Kamipun bersegera menuju ke mesjid guna mendeklarasikan syahadah itu. Oya beberapa saat sebelum kesana saya sempat menelpon kedua orangtua dan menceritakan keinginan masuk Islam pada mereka,” kisahnya lagi. Saidah merasa perlu memberitahukan kedua orangtuanya, sebab baginya keputusan tersebut akan sangat mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari.

Mendengar penuturan putrinya, Milciades, sang ayah berujar dalam bahasa Kolombia:"Bueno mija, felicitaciones!" Artinya, putriku, selamat! Kalimat singkat dari sang ayah sudah lebih dari cukup bagi Saidah. Dia merasa tenang dan makin percaya diri.

Sementara ibunya, Luisa, awalnya sedikit bingung dengan keputusan anaknya itu. Namun akhirnya dia paham kemauan Saidah. "Ok anakku, kamu yang lebih tahu apa yang terbaik bagi kamu”, ujar ibunya kala itu. Kebahagiaan Saidah makin bertambah. Dia bahkan berdoa semoga Allah merahmati mereka dengan hidayah-Nya.

Bersyahadah via internet

Saidah pun mendeklarasikan keislamannya via internet di depan dua orang saksi, yakni Mostafa Mohye dan Ahmed, keduanya dari Mesir. Baik keluarga maupun teman-temannya yang nonMuslim menyambut keislamannya itu secara tenang. Tak ada komentar-komentar miring.

“Ya ada juga sedikit joke-joke kecil, tapi tidak masalah bagi saya. Alhamdulillah, yang terpenting saya masih bagian dari kehidupan mereka. Misalnya keponakan saya, Omar David yang baru berusia 6 tahun, sering meminta saya menulis kata Alah dalam bahasa Arab. Dia suka kaligrafi rupanya. David juga suka mendengar lagu-lagu Islam. Bahkan adakalanya dia meminta saya untuk membacakan beberapa potong ayat suci Alquran,” kata dia mengenang.

“Sungguh, keputusan untuk masuk Islam benar-benar datang dari lubuk hati yang dalam. Bukan karena paksaan seseorang atau hal lainnya. Itu semata-mata karena Allah telah menunjukkan jalan yang penuh cahaya kepada saya,” akunya.

Saidah berusaha menunjukkan budi pekerti terbaiknya guna menunjukkan bahwa Islam itu agama yang benar. Saidah beranggapan, selama ini banyak berita tentang Islam, baik melalui televisi ataupun media cetak, seringkali tidak adil dalam pemberitaannya.

“Benar bahwa ada sekelompok Muslim yang melakukan perbuatan keji dan merusak. Tapi janganlah menyalahkan Islam. Itu semata-mata kesalahan pemeluk bukan agamanya. Karena itu saya berpesan kepada semua Muslim untuk menunjukkan akhlak terbaik sepertimana diajarkan Islam dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hanya ini yang bisa merubah persepsi mereka yang tidak suka Islam,” pesan Saidah seraya menutup kisahnya. [Zulkarnain Jalil/www.hidayatullah.com]

PDS Ada Apa, Kemarin Nolak, Sekarang Minta Gabung ?


PDS Dan PDIP merupakan partai yang terang-terangan menolak RUU Ponografi. Akibat Sikap dua parta ini RUU tersebut di undur pengesahannya.Namun, Kini PDS Ngotot ingin gabung lagi, ada agenda apa ? Upaya Menjegal ?

'Apalagi, mereka menolak karena dalam RUU ini tidak mengakomodasi nilai-nilai pluralisme. Jadi, PDS siap untuk terlibat dalam pembahasan RUU itu. Tetapi, kalau Pansus hanya membahas masalah penempatan titik dan koma saja, untuk apa PDS terlibat," tandas Wakil Ketua Umum DPP PDS, Denny Tewu di Jakarta, Rabu (24/9).

Menurut Denny, dengan adanya 6 provinsi menolak, mestinya RUU itu sudah batal demi hukum. Dikatakan, yang perlu diperhatikan dalam RUU itu adalah substansinya, sehingga penafsiran dari pornografi itu sendiri tidak melebar.

Ditegaskan, masuknya PDS kembali dalam Panja RUU Pornografi itu adalah hak PDS sebagai partai yang memiliki kursi di DPR dan tidak ada yang bisa menolaknya, termasuk ketua Pansus RUU Pornorgrafi, Balkan Kaplale. Hal itu ditegaskan terkait dengan pernyataan Ketua Pansus RUU Pornografi Balkan Kaplale sebelumnya yang mengisyaratkan akan menolak fraksi yang meninggalkan Pansus Pornografi, yakni Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) dan FPDS.

(dakta.com)

Banser NU Siap Kerahkan Massa Lindungi AKKBB !


Perseteruan antara Front Pembela Islam (FPI) dengan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) nampaknya akan semakin runyam. Banser NU menyatakan akan melindungi aktivis AKKBB M Guntur Romli dari bulan-bulanan FPI.

Sedangkan alasan Nuril membela M Guntur Romly karena dia merupakan pengurus NU di Mesir sebanyak dua periode. Sehingga, Banser berkewajiban menjaganya dan mengamankan selembar rambutnya pun jangan sampai jatuh.

"Guntur itu pengurus NU. Dua kali pernah menjadi pengurus NU di Mesir. Karena jiwanya terancam, maka perlu dilindungi," ujar pengurus Pondok Pesantren Soko Tunggal Gus Nuril.

"Karena singanya (Guntur) terancam, maka anak-anaknya ikut, jadi perlu dilindungi oleh Banser saya," imbuh Gus Nuril.

Hal itu disampaikan dia usai acara Kongkow Bareng Gus Dur, di Teater Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (27/9/2009).

Gus Nuril menyatakan, pada 12 Oktober mendatang Banser NU akan datang ke Jakarta.

Apakah juga akan menyerbu markas FPI? "Ah nggak, FPI itu terlalu kecil. Kita akan datang saja ke Jakarta," kata Gus Nuril.

Menurut Gus Nuril, FPI itu munafik!

"Jika sudah tahu saudara, jika sudah ada tulisan banser di kaos seharusnya jangan diajak ribut. Sudah tulisannya banser dan di luar kenapa masih digebuk? Itu munafik! Mulut dan hatinya tidak sama," kata Pimpinan Ponpes KH Abdurrahman Wahid, Gus Nuril . (dakta.com)

" Ahli Hisab Sepakat 1 Syawal, 1 Oktober "


Sidang isbat penentuan 1 Syawal 1429 Hijriyah akan digelar pemerintah pada 29 September 2008. Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni berharap 1 Syawal 1429 Hijriyah tidak ada perbedaan.

"Seluruh ahli hisab telah sepakat 1 Syawal 1429 H itu jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008. Kita berharap mudah-mudahan rukyah pun demikian," ujar Menag Maftuh Basyuni di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Sabtu (27/9/2008).

Sidang isbat yang akan diadakan Senin, 29 September 2008 pukul 20.00 WIB nanti akan dihadiri para ahli rukyah dan ahli hisab baik dari organisasi masyarakat Islam dan pemerintah.

"Insya Allah, isbat kali ini, semua bisa sama harinya. Sudah tidak ada lagi perbedaan seperti pada tahun-tahun sebelumnya," kata dia.

"Hasil isbat ini sangat penting. Mudah-mudahan tanggal 29 September nanti sudah ada keputusan," tandas Maftuh. (dakta.com)

Gus Dur:Gempa Jogya,Ratu Kidul Di Paksa Jilbaban!


"Itu karena Nyi Roro Kidul dipaksa pakai jilbab oleh Habib Rizieq," jawabnya, yang disambut tawa undangan yang hadir.

Bukan Gus Dur namanya jika tidak melontarkan banyolan dalam sebuah pertemuan. Namun agaknya, banyolan kali ini kemungkinan akan membuat telinga Ketua FPI Habib Rizieq Shihab panas.

Di sela acara buka puasa di kantor DPP PNI Marhaenisme, Jakarta Selatan, Jumat (26/9) malam, cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari itu bercerita, ada seseorang yang bertanya kepadanya mengenai penyebab gempa yang terjadi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2006.

Karena merasa tidak tahu mengenai penyebab bencana alam itu, ia menjawab sekenanya. Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB itu menghubungkannya dengan legenda yang diyakini warga DIY tentang adanya penunggu di pantai selatan Jawa. (dakta.com)

Kronologi Bentrok FPI-AKKBB : Banser Jakarta Tegaskan Tak Ikut Campur Perkara Ricuh FPI-AKKBB, Jadi Siapa?

Ketua Umum FPI Habib Rizieq menuding aktivis AKKBB Guntur Romli berada di balik penyerangan terhadap anggotanya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. FPI melaporkan penyerangan ini ke Polda Metro Jaya.

“Pada hari ini saya meminta segenap kuasa hukum melaporkan wartawan Tempo Guntur Romli ke Polda Metro Jaya telah melakukan penghinaan etnis dan mengancam melakukan pembunuhan kepada Habib Ali,” kata Rizieq di Masjid Al Hikmah PN Jakpus, Jakarta, Kamis (25/9).

Rizieq menyebutkan, berdasarkan keterangan anggotanya, Guntur Romli membawa preman-preman yang dipersenjatai sejumlah barang seperti celurit dan menyerang anggota FPI yang sedang menghadiri sidang.

Sementara Habib Ali yang menjadi korban mengungkapkan, bentrokan itu bermula saat dirinya berpapasan dengan Guntur.

“Saya dikatakan Arab oleh Guntur Romli, dibilang memperkosa TKW di sana,” tutur Ali.

“Dia bilang ke saya, gue bunuh lu,” imbuh Ali menirukan ucapan Guntur.

Guntur, lanjut Ali, mencoba memprovokasi dirinya dengan ucapan: “Ayo, lu jual gue beli,”

“Saya tidak suka provokasi, dan tidak terprovokasi. Aparat diam saja,” tegas Ali.

Akibat bentrokan itu, 3 anggota FPI menjadi korban. Korban bernama Tomi terkena sabetan besi di tangannya dan bagian belakang kupingya terkena celurit.

Sedangkan anggota FPI bernama Junaidi mengalami memar di tangan kanan akibat hantaman benda keras, dan seorang anggota FPI lainnya bernama Eko mengalami lebam di pipinya akibat pukulan besi.

“Kita ada bukti saksi dan korban. Dan tadi salah satu tas preman yang menyerang itu jatuh,” kata Rizieq.

Rizieq pun mengeluarkan isi tas berupa sebuah lembaran bertuliskan kontras, dan buku berwarna hijau berjudul ‘99 Keistimewaan Gus Dur’ berikut daftar nama 33 preman bayaran yang ikut menyerang.

“Dengan sengaja para preman diberikan sebuah baju yang masih baru bertuliskan Banser, Gus Nuril,” kata Rizieq sambil menunjukkan bahan baju warna hitam yang masih baru.

“Ini upaya adu domba, FPI dan NU bersaudara. Saya tekankan, bersaudara. Mereka preman celurit, jangan ada adu domba yang memecah persatuan dan kesatuan. Ini upaya yang radikal, penghasutan, fitnah dan upaya pembunuhan,” teriak Rizieq.

Sekitar pukul 14.00 WIB, Habib Ali dan 3 korban bentrokan didampingi beberapa kuasa hukum menuju Polda Metro Jaya untuk melaporkan kejadian ini.[L6] (Inilah.com)

Banser Jakarta Tegaskan Tak Ikut Campur Perkara Ricuh FPI-AKKBB, Jadi Siapa?
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) DKI Jakarta menegaskan, pihaknya tak ikut campur perkara ricuh antara massa Front Pembela Islam (FPI) dengan para aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Waspada ada upaya adu domba antar komponen umat Islam. Siapa aktor di balik itu semua?

Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser DKI Jakarta, Avianto Muhtadi, mengatakan, isu bahwa Banser terlibat dalam bentrok massa FPI dan aktivis AKKBB di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis (25/9) kemarin, merupakan fitnah tak berdasar.

“Terutama terkait isu bentrok FPI-Banser, kami Satkorwil Banser DKI Jakarta menyatakan tidak pernah menginstruksikan jajarannya untuk terlibat dalam kasus tersebut,” jelas Avianto dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (26/9).

Avianto sangat menyesalkan tindakan yang dinilainya sebagai bentuk penghasutan terhadap pemakaian kaos bergambar Banser pada kejadian tersebut. Ia pun meminta kepada aparat penegak hukum agar segera bertindak tegas pada para pelakunya.
Ada Upaya Pecah Belah

Ricuh pada sidang kasus tragedi Monas 1 Juni 2008 dengan terdakwa Ketua FPI Rizieq Shihab itu, tak ada hubungannya dengan Banser. Namun, Rizieq menyebutkan bahwa anggotanya menemukan kaos bertuliskan Banser. Menurutnya, kaos yang dikenakan orang-orang itu, dia sebut 'preman'. Padahal, katanya, Banser adalah benteng ulama, bukan preman.

Selain itu, usai kejadian tersebut, ditemukan pula sebuah tas yang di dalamnya terdapat majalah Kontras. "Anda tahu, kan, ini siapa di baliknya," kata Rizieq dalam jumpa pers di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, kemarin.

Ada pula buku dengan sampul bergambar Gus Dur (Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa, KH Abdurrahman Wahid). "Dan, Anda tahu lagi di dalamnya kita temukan ada 33 nama-nama ‘preman’ yang didatangkan hari ini," tambahnya.

Rizieq meminta masyarakat memperhatikan tulisan Gus Nuril di bawah tulisan Banser. Ia mempersilakan agar khalayak mengecek apakah mereka benar-benar di bawah komando Gus Nuril (mantan Panglima Pasukan Berani Mati).

Semua bukti tersebut diperlihatkan oleh Habib Ali pada saat wawancara di tvOne, Kamis malam (25/09/08). Dalam acara tersebut dihadirkan pula Guntur Romli di studio yang berbeda. Aktivis AKKBB tersebut mengiyakan temannya menggunakan kaos Banser.

"Tetapi yang terjadi Banser diserang oleh Front Pembela Islam, dan kami mendapatkan dukungan dari Banser dan Garda Bangsa," bela Guntur dalam sebuah wawancara di tvOne, semalam.

Sempat Diragukan

Sejak awal, Munarman meragukan kredibilitas Guntur, saat menulis bahwa Umar bin Khathab pernah melakukan anal seks [baca: Sebut Sahabat Umar ra Pelaku Anal Seks, Munarman Ragukan Kredibilitas Guntur Romli ]. Namun, Guntur berkilah bahwa Guntur tidak mengakui soal tulisannya tersebut. Ia beralasan apa yang dia tulis tidak persis seperti itu. Sementara setelah mendapatkan izin majelis hakim, Munarman menunjukkan berkas tulisan-tulisan tersebut pada Guntur, jaksa dan pengacaranya. dan berkilah

Patut diketahui, Guntur Romli merupakan aktivis JIL, sebuah lembaga yang ditengarai banyak menerima donasi dari AS. Banyak tokoh-tokoh JIL yang mendapat beasiswa studi di AS dan mereka ini menjadi “orang-orang Islam” yang sering mengeluarkan pendapat yang aneh-aneh dan kontroversial tentang Islam itu sendiri.

Bagi banyak ulama, JIL dianggap sebagai kaki tangan kepentingan Zionis di Indonesia karena juga bergabung dengan Libforall, induk organisasi mereka yang dipimpin seorang Yahudi Amerika bernama Holland M. Taylor (www.libforall.com). Holand Taylor inilah yang mendampingi Abdurrahman Wahid menerima Medali Penghargaan (medal of Valor) dari petinggi Zionis Yahudi-Amerika di AS akhir Mei lalu.

Beberapa waktu lalu, Rand Coorporations [baca: Insiden Monas dan Pecah Belah Ala RAND Corporation merekomendasikan untuk memecah belah umat Islam dengan politik belah bambu. Mendukung satu pihak dan menjatuhkan pihak lain, berikutnya membentrokkan antar kelompok tersebut. Mungkinkah bentrokan kemarin, untuk menjalankan skenario asing tersebut? [m/nu/era/tvone/syabab.com]