04 Januari 2009

Obama, "Yes, We're Silent For Palestina"

Dunia, khususnya negara-negara Arab, mengecam aksi tutup mulut Barack Obama atas serangan brutal Israel di Gaza. Ada yang menilai, Israel mendesak Obama ke pojok ring. Obama tak berbuat apa-apa. Dia seperti ayam sayur.

Jumlah mereka tak banyak. Hanya hampir 30 orang. Tapi, sinyal yang mereka tunjukkan jelas! Mereka meminta Barack Obama, presiden terpilih AS, bersikap tentang serangan biadab Israel ke Gaza. Kuatnya sinyal itu ditunjukkan dengan demonstrasi hanya beberapa blok dari rumah Obama di Kenwood, Chicago, Sabtu (3/12).

Di sana, mereka mengibarkan bendera Palestina. Mereka meneriakkan slogan antiperang. Pada satu titik, mereka berteriak dan jatuh ke tanah. Sebuah gerak teaterikal simbolisasi serangan udara Israel. Serangan yang menggunakan bom dan pesawat tempur buatan Amerika.

�Kami takkan diam. Kami takkan lemah. Tak boleh ada lagi pembunuhan masal atas nama kami,� teriak mereka.

Demonstrasi itu memang tak bisa mendekati rumah Obama. Mereka tak bisa menembus barikade polisi. Mereka digiring ke 51st Street dan Woodlawn Avenue.

�Ini bukan soal mengirim pesan kepada Obama. Ini soal pesan kepada seluruh warga Amerika, pesan agar mereka tidak puas dengan apa yang terjadi di Gaza,� ujar Hank Brown, salah seorang warga South Side, tetangga Obama, yang ikut jadi demonstran.

Lebih dari 460 jiwa tewas. Lebih dari 1.700 orang terluka. Itu angka sebelum Israel melancarkan serangan darat, sejak Sabtu. Korban tewas akan terus bertambah. Toh, Obama tetap tutup mulut. Inilah yang menggusarkan demonstran pendukung Palestina itu.

�Orang-orang perlu membuka mata mereka. Barack Obama bukan kertas kosong. Dia sudah menunjukkan pro-Israel yang sangat positif,� teriak Susan Jensen, warga Chicago lainnya. Susan sudah empat kali hadir dalam demonstrasi yang sudah berlangsung selama enam hari itu.

Obama sendiri sedang liburan di Hawaii saat krisis pecah. Para pembantunya menyebutkan Obama tak hendak membuat pernyataan karena bisa membingungkan. Pasalnya, secara resmi, AS masih diperintah Presiden George W. Bush.

�Presiden terpilih Obama memonitor kondisi global secara seksama, termasuk situasi di Gaza. Tapi, saat ini hanya ada satu presiden,� tutur Brooke Anderson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Tapi, pengamat politik Arab menandai gerakan tutup mulut Obama dengan skeptis. Mereka menyebut kebijakan Obama soal Timur Tengah takkan berbeda dengan Bush. Artinya, Obama akan tetap membela Israel.

Jaringan televisi Al Jazeera dengan sinis memotret gambaran Obama saat krisis meletus di Gaza. Mereka memunculkan adegan Obama mengenakan celana pendek dan main golf di Hawaii dipadu dengan gambaran apa yang terjadi di Gaza.

Analis politik Timur Tengah, Labib Kamhawi, mengingatkan publik tentang slogan perubahan yang dikampanyekan Obama. Masyarakat dunia tentu berharap Obama pun akan mengaplikasikannya dalam konflik di Palestina.

�Mereka melihat diam ini sebagai tanda-tanda negatif. Mereka pikir dia memaafkan apa yang terjadi di Gaza karena dia tak mengekspresikan pandangannya. Dia bahkan tak mengirim sebuah sinyal sekalipun kepada orang di wilayah tersebut bahwa dia tak senang dengan apa yang terjadi,� katanya.

Sunera Thobani, dosen studi kewanitaan di Universitas British Columbia, menilai Israel menghancurkan momentum Obama untuk membawa kedamaian dunia. Israel memojokkan Obama dengan serangan ini.

�Diamnya Obama atas krisis Gaza membuatnya mengalami kerugian modal politik yang sangat besar. Obama kelihatan lemah dan tak efektif, bahkan sebelum pelantikannya,� katanya. Ya, tak ubahnya bagai ayam sayur.

dakta.com

Obama, "Yes, We're Silent For Palestina"

Dunia, khususnya negara-negara Arab, mengecam aksi tutup mulut Barack Obama atas serangan brutal Israel di Gaza. Ada yang menilai, Israel mendesak Obama ke pojok ring. Obama tak berbuat apa-apa. Dia seperti ayam sayur.

Jumlah mereka tak banyak. Hanya hampir 30 orang. Tapi, sinyal yang mereka tunjukkan jelas! Mereka meminta Barack Obama, presiden terpilih AS, bersikap tentang serangan biadab Israel ke Gaza. Kuatnya sinyal itu ditunjukkan dengan demonstrasi hanya beberapa blok dari rumah Obama di Kenwood, Chicago, Sabtu (3/12).

Di sana, mereka mengibarkan bendera Palestina. Mereka meneriakkan slogan antiperang. Pada satu titik, mereka berteriak dan jatuh ke tanah. Sebuah gerak teaterikal simbolisasi serangan udara Israel. Serangan yang menggunakan bom dan pesawat tempur buatan Amerika.

�Kami takkan diam. Kami takkan lemah. Tak boleh ada lagi pembunuhan masal atas nama kami,� teriak mereka.

Demonstrasi itu memang tak bisa mendekati rumah Obama. Mereka tak bisa menembus barikade polisi. Mereka digiring ke 51st Street dan Woodlawn Avenue.

�Ini bukan soal mengirim pesan kepada Obama. Ini soal pesan kepada seluruh warga Amerika, pesan agar mereka tidak puas dengan apa yang terjadi di Gaza,� ujar Hank Brown, salah seorang warga South Side, tetangga Obama, yang ikut jadi demonstran.

Lebih dari 460 jiwa tewas. Lebih dari 1.700 orang terluka. Itu angka sebelum Israel melancarkan serangan darat, sejak Sabtu. Korban tewas akan terus bertambah. Toh, Obama tetap tutup mulut. Inilah yang menggusarkan demonstran pendukung Palestina itu.

�Orang-orang perlu membuka mata mereka. Barack Obama bukan kertas kosong. Dia sudah menunjukkan pro-Israel yang sangat positif,� teriak Susan Jensen, warga Chicago lainnya. Susan sudah empat kali hadir dalam demonstrasi yang sudah berlangsung selama enam hari itu.

Obama sendiri sedang liburan di Hawaii saat krisis pecah. Para pembantunya menyebutkan Obama tak hendak membuat pernyataan karena bisa membingungkan. Pasalnya, secara resmi, AS masih diperintah Presiden George W. Bush.

�Presiden terpilih Obama memonitor kondisi global secara seksama, termasuk situasi di Gaza. Tapi, saat ini hanya ada satu presiden,� tutur Brooke Anderson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Tapi, pengamat politik Arab menandai gerakan tutup mulut Obama dengan skeptis. Mereka menyebut kebijakan Obama soal Timur Tengah takkan berbeda dengan Bush. Artinya, Obama akan tetap membela Israel.

Jaringan televisi Al Jazeera dengan sinis memotret gambaran Obama saat krisis meletus di Gaza. Mereka memunculkan adegan Obama mengenakan celana pendek dan main golf di Hawaii dipadu dengan gambaran apa yang terjadi di Gaza.

Analis politik Timur Tengah, Labib Kamhawi, mengingatkan publik tentang slogan perubahan yang dikampanyekan Obama. Masyarakat dunia tentu berharap Obama pun akan mengaplikasikannya dalam konflik di Palestina.

�Mereka melihat diam ini sebagai tanda-tanda negatif. Mereka pikir dia memaafkan apa yang terjadi di Gaza karena dia tak mengekspresikan pandangannya. Dia bahkan tak mengirim sebuah sinyal sekalipun kepada orang di wilayah tersebut bahwa dia tak senang dengan apa yang terjadi,� katanya.

Sunera Thobani, dosen studi kewanitaan di Universitas British Columbia, menilai Israel menghancurkan momentum Obama untuk membawa kedamaian dunia. Israel memojokkan Obama dengan serangan ini.

�Diamnya Obama atas krisis Gaza membuatnya mengalami kerugian modal politik yang sangat besar. Obama kelihatan lemah dan tak efektif, bahkan sebelum pelantikannya,� katanya. Ya, tak ubahnya bagai ayam sayur.

dakta.com

Dituduh Teroris, Muslim China Hadapi Hukum Mati

China menahan hampir 1.300 orang warga Muslim atas tuduhan terorisme, ekstremisme agama, dan tindakan keamanan lain di wilayah Xinjiang, Cina barat. Pengadilan diperintahkan untuk memvonis mereka dengan hukuman berat.

Daerah gurun luas yang berbatasan dengan Asia Tengah itu adalah tempat tinggal lebih dari delapan juta anggota etnik Uighur China Muslim, yang mengeluh selama puluhan tahun karena penindasan agama dan politik.

Surat kabar The Procuratorial Daily, Minggu (4/1), memberitakan penahanan itu dilakukan ketika pemerintah mempertahankan kestabilan sosial. Hal ini sebagai satu prioritas tahun lalu, ketika Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Agustus 2008.

Gelombang kerusuhan, yang beberapa kali mengakibatkan aksi kekerasan, meletus di Xinjiang menjelang Olimpiade itu. Menurut laporan pers pemerintah, kerusuhan itu banyak dilakukan oleh kelompok Uighur, yang ingin mendirikan sebuah negara.

Surat kabar itu melaporkan 1.295 orang ditahan karena dituduh membahayakan keamanan negara dalam 11 bulan pada 2008 dan 1.154 orang secara resmi didakwa dan diadili atau dikenakan hukuman administratif.

�Para pejabat pengadilan diperintahkan untuk menjatuhkan hukuman berat terhadap kelompok-kelompok terorisme, separatisme dan ekstremisme agama yang membahayakan keamanan negara," kata surat kabar itu.

Bulan lalu, dua orang atas tuduhan teroris dihukum mati karena menyerang polisi empat hari sebelum Olimpiade. �Mereka bermaksud menyabot Olimpiade itu,� kata laporan pers pemerintah sebelumnya, yang mengutip Mahkamah Agung.

dakta.com

Resulusi PBB Itu Gagal Akibat Veto AS

Pernyataan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menggelar gencatan senjata Israel-Palestina belum juga bisa dikeluarkan. Kabarnya, Amerika Serikat berusaha menghalangi gencatan senjata itu. Apa pasal?

Dubes Prancis untuk PBB Jean-Maurice Ripert yang mengepalai DK PBB, mengatakan 15 negara anggota dewan memahami situasi buruk di Jalur Gaza. Namun mereka belum mampu mencapai suara bulat untuk mengeluarkan pernyataan bagi kedua negara yang bersengketa, terutama imbauan gencatan senjata permanen.

Penyebabnya, menurut Dubes Libya untuk PBB Giadalla Ettalhi, penolakan AS atas semua proposal perdamaian ketika DK PBB mengatakan pertemuan darurat. Beberapa diplomat yang mengikuti pertemuan itu juga menyatakan AS membuat dewan gagal mencapai kesepakatan.

Wakil Dubes AS untuk PBB Alejandro Wolff mengatakan AS tak melihat prospek bahwa Hamas siap mengadakan perundingan damai untuk mengakhiri kekerasan itu. "Sebuah pernyataan baru, apapun itu, tak akan sukses. Kalaupun sukses, itu juga bukan berkat campur tangan DK," katanya seperti dilansir AP, Minggu (4/1).

Pertemuan darurat DK PBB itu diselenggarakan atas inisiatif Libya, satu-satunya negara Arab anggota dewan. Bersama negara Arab lainnya, mereka meminta dewan segera mengeluarkan pernyataan genjatan senjata secepatnya. Jika disetujui, maka kesepakatan itu menjadi resmi namun tidak mengikat secara hukum seperti resolusi PBB.

dakta.com

Tim Medis IndonesiaTerhambat Masuk Ke Gaza

Tim medis Indonesia telah diberangkatkan untuk membantu warga Palestina yang menjadi korban aksi militer Israel. Mereka akan mencoba untuk mendekati perbatasan Gaza.

"Tim medis Indonesia akan ke Mesir dan mendekat di garis batas Gaza dekat Rafa daerah yang paling banyak korbannya," ujar Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari kepada detikcom melalui pesan pendek, Sabtu (3/1/2009).

Namun untuk mencapai tempat itu, tidaklah mudah. Setidaknya, menurut Menkes, tim dari Indonesia harus meminta izin lebih dulu kepada Menkes Palestina.

"Beliau (Menkes Palestina) janji besok di email. Meskipun beliau bilang sangat berisiko," jelas Menkes.

Mengenai bantuan yang diberikan oleh Indonesia, Menkes Palestina mengaku sangat berterimakasih. Warga Palestina, diceritakan Menkes sangat terharu dengan perhatian yang didapat.

"Rakyat Palestina sangat senang dengan bantuan rakyat Indonesia yang nun jauh di sana tapi sangat besar atensinya," kata Menkes.

dakta.com

Pak,Yang Benar Saja Masa Pistol Mainan disita?!

Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi Islam di Yogyakarta menggelar aksi mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mengecam aksi Israel. Petugas kepolisian menyita sebuah pistol mainan yang dibawa peserta saat melakukan aksi teatrikal.

Peristiwa itu terjadi saat peserta aksi dari Forum Silaturahmi Dakwah Kampus (FSLDK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi di halaman gedung DPRD DIY di Jl Malioboro, Jumat (2/1/2009). Sebelum menggelar aksi di halaman gedung dewan, massa melakukan long march dari Masjid Syuhada Jl. I Dewa Nyoman Oka, Kotabaru.

Di halaman gedung DPRD, massa membawa berbagai poster bertuliskan dukungan terhadap perjuangan Palestina dan mengecam aksi brutal Israel. Mereka juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan semangat juang para pejuang
Palestina itu. Agar tampil heroik, salah seorang peserta membawa pistol mainan yang mirip senjata asli. Pistol mainan itu langsung disita petugas seusai aksi teatrikal.

Meski sempat beradu argumentasi bahwa senjata yang dibawa itu adalah senjata mainan anak-anak terbuat dari plastik, petugas tetap memintanya. Akhirnya peserta merelakan pistol mainan itu diamankan petugas.

Meski demikian, peserta aksi merasa jengkel dan menggerutu. Saat berorasi, mereka meminta agar pistol mainan itu dikembalikan. Namun petugas yang menyita telah pergi menuju Mapoltabes Yogyakarta. Mereka kemudian melanjutkan aksi orasi sambil melakukan penggalangan dana di sekitar Yogyakarta.

"Pistol yang kami bawa itu hanya mainan anak-anak. Bukan beneran. Itu digunakan untuk menggambarkan semangat juang rakyat Palestina melawan Israel," ungkap Koordinator aksi FSLDK DIY, Juanda Lizar kepada detikcom disela-sela aksi.

Sementara itu di tempat lain, puluhan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga juga menggelar aksi serupa. Aksi dilakukan di simpang tiga Jl Laksda Adi Sucipto, di sebelah utara kampus. Dalam aksi itu mereka sempat menggelar orasi di tengah jalan sambil tiduran. Mereka juga melakukan penggalangan dana bantuan untuk rakyat Palestina.

dakta.com

Segera Kirimkan TNI Kejalur Gaza

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengutuk keras serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina, yang telah memakan korban jiwa ratusan nyawa warga sipil. Oleh karenanya, HTI meminta Presiden SBY agar mengirimkan Tentara Nasional Indonesia ke Palestina untuk berperang melawan Israel.

"TNI harus berperang melawan Israel. Bukan sebagai tentara perdamaian. Kita minta pemerintah mengirimkan tentara ke sana bukan hanya mengirim obat-obatan," tegas Ketua DPP HTI Farid Wadjdi kepada detikcom di sela-sela aksi long march HTI ke Bundaran HI dan Monas, Minggu (4/1/2009).

Lantas bagaimana dengan HTI sendiri? Apakah akan mengirimkan sukarelawan ke Gaza? "Sudah ada Hizbut Tahrir di Palestina. Kita serahkan sama yang di sana. Sementara ini kita nggak mengirim orang," jelas Farid.

Lantas, apa yang yang dilakukan HTI? "Sementara ini kami hanya menggalang dana dan mendesak pemerintah. Kami juga mendatangi kedutaan-kedutaan besar untuk membantu rakyat Palestina," imbuhnya.

Dalam aksi HTI yang diberi nama 'Aksi Umat Ganyang Israel' itu, ribuan orang HTI memadati lapangan Monas. Sebagian massa mengusung spanduk dan poster berisi kecaman terhadap Israel dan seruan penegakan khilafah. Aksi massa yang memadati jalan Medan Merdeka Barat tersebut mendapat pengawalan ketat dari puluhan polisi yang berjaga-jaga.

Yang menarik, terdapat pula aksi teatrikal yang dilakukan oleh sejumlah kaum perempuan. Mereka memajang bonek-boneka yang dililit kain kafan yang merupakan representasi dari anak-anak di Palestina yang tewas. Para perempuan berbaju hitam tersebut juga mengenakan kerudung hitam serta berpenampilan penuh luka seolah merupakan korban perang.

Aksi HTI semakin menarik ketika sejumlah anggota Forum Betawi Rempug (FBR) yang berbaju hitam-hitam naik mobil pengeras suara. Mereka lantas menggelar aksi pukul bedug seraya meneriakkan takbir.

dakta.com

MR SBY, Beri Kami Senjata Tuk Hancurkan Israel

Sekitar dua ribu orang umat muslim di Palembang berunjukrasa mengecam serangan Israel. Mereka mendesak Presiden SBY membiayai dan mepersenjatai mereka yang hendak ikut perang ke Palestina.

Para ulama lain yang ikut hadir dalam aksi damai siang ini, mendukung tuntutan Tholon itu. Tuntutan itu juga disambut meriah massa yang merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), HMI, Dewan Masjid Sumsel, Aliansi Nasionalis Islam (ANI), dan Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM).

�Kalau memang Indonesia mengecam tindakan Israel yang menyerang rakyat Palestina, Presiden SBY harus membiayai dan mempersenjatai kita ke Palestina,� kata K.H. Tholon Abdu Raup, dalam orasi di bundaran Air Mancur, Jl Merdeka, Palembang, Jumat (2/1/2009).

Pada kesempatan tersebut Febuar Rahman, ketua Aliansi Nasionalis Islam (ANI), mendesak Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, menolak rencana pendirian Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS). Ini sebagai bentuk protes atas sikap diam Pemerintah AS terhadap serangan militer Israel sepekan terakhir.

�Amerika tidak mampu berbuat apa-apa, bahkan menyalahkan rakyat Palestina. Ini suatu bukti serangan Israel bagian skenario AS untuk menghancurkan umat Islam. Jadi, sudah sepantasnya kita menolak kehadiran konjen negara tersebut di Palembang,� kata Febuar Rahman.

Sedangkan FPI dan FUI Sumsel dalam aksi damai siang ini menyatakan resmi membuka pendaftaran relawan ke Palestina. Pendaftaran dimulai seusai sholat Jumat hingga berakhirnya unjuk rasa pada petang hari ini.

dakta.com